Bursa Jepang Ditutup Terkoreksi 0,90%

Alfado Agustio & Tito Bosnia, CNBC Indonesia
19 March 2018 14:26
Indeks Nikkei 225 ditutup melemah 0,90% ke level 21.480,90 poin dan indeks Topix juga ditutup melemah 0,96% atau 16,66 poin ke level 1.719,97 poin.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Jepang ditutup melemah pada penutupan perdagangan hari ini, sentimen negatif dari praktik kronisme Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menjadi pemicu koreksi bursa Jepang. Indeks Nikkei 225 ditutup melemah 0,90% ke level 21.480,90 poin dan indeks Topix juga ditutup melemah 0,96% atau 16,66 poin ke level 1.719,97 poin.

Pada saat pembukaan perdagangan, indeks Nikkei 225 dibuka melemah 0,64% ke level 21.537poin. Perdana Menteri Jepang dan Menteri Keuangan Jepang Taro Aso dalam sepekan terakhir bersiteru terkait skandal dugaan pemberian diskon harga tanah pemerintah untuk mendukung sekolah milik perdana menteri. Kementerian Keuangan mengakui mengubah dokumen terkait transaksi tersebut.

Selain itu, investor juga masih khawatir akan terjadi perang dagang yang dicanangkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, ketidakstabilan politik AS dan Jepang juga menjadi alasan koreksi bursa Jepang pada hari ini.

Pelemahan bursa Jepang hari ini didukung dengan melemahnya sejumlah saham-saham unggulan Jepang, seperti saham Bank Mitsubishi UFJ yang melemah 1,49% ke level 706,3, saham Sumitomo Mitsui yang terkoreksi 0,78% ke level 4.525 serta saham Toyota yang jatuh 0,82% ke level 6.827.

Selain itu, saham Honda juga melemah 1,06% ke level 3.639, saham Nintendo yang melemah 1,36% ke level 48.320 serta saham Sony yang terkoreksi 4,22% ke level 5.144.

Sebelumnya, perkembangan neraca perdagangan di Jepang baru-baru ini menunjukan tren yang cukup positif.

Berdasarkan rilis data per Februari 2018, neraca perdagangan di negara tersebut mengalami surplus hingga mencapai angka 3,4 miliar yen. Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, neraca perdagangan Jepang masih lebih baik setelah sebelumnya mengalami defisit perdagangan.

Meskipun neraca perdagangan Jepang mengalami surplus, namun tingkat pertumbuhan ekspor mengalami perlambatan. Data menunjukan, tingkat ekspor di Jepang mengalami penurunan signifikan dari periode sebelumnya.

Penurunan tingkat ekspor tersebut mencapai level 1.8%, dimana pada periode sebelumnya menyentuh level 12.3%.

Sementara dari sisi impor, terjadi peningkatan hingga mencapai level 16.5% setelah pada periode sebelumnmya hanya sebesar 7.7%. Perubahan ini disinyalir karena dipengaruhi beberapa faktor tertentu seperti volatilitas nilai tukar yen serta adanya dinamika ekonomi global.

Volatilitas mata uang yen secara historis mengalami fluktuasi hingga mencapai posisi US$ 105,81. Kenaikan ini mempengaruhi keputusan perusahaan-perusahaan di Jepang yang didominasi perusahaan berbasis eksportir untuk meningkatkan kegiatan ekspor mereka.

Di sisi lain, kekhawatiran akan adanya perang dagang (trade war) akibat penerapan aturan kenaikan tarif impor oleh AS untuk beberapa komoditas seperti baja dan aluminium, juga ikut mempengaruhi pergerakan dari neraca perdagangan di Jepang.

Dampak lain dari pergerakan neraca perdagangan tersebut ikut mempengaruhi terkoreksinya bursa saham Jepang.


(hps) Next Article Rayakan Imlek, Bursa Jepang & Australia Ditutup Ijo Royo-Royo

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular