
Investor Buru Dolar AS, Rupiah Melemah
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 March 2018 08:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah. Greenback tengah mendapat momentum penguatan sejak akhir pekan lalu, karena investor sedang memburu mata uang ini sembari menunggu pertemuan The Federal Reserve/The Fed pada 21 Maret waktu setempat.
Pada Senin (19/3/2018), dolar AS di pasar spot dibuka di Rp 13.765/US$. Melemah 0,14% dibandingkan posisi penutupan akhir pekan lalu.
Seiring perjalanan, rupiah mampu menguat dibandingkan posisi pembukaan meski sangat terbatas. Pada pukul 08.20 WIB, dolar AS diperdagangkan di Rp 13.760/US$.
Dolar AS memang cenderung menguat sejak akhir pekan lalu. Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama, menguat 0,05%.
Dalam sepekan terakhir, Dollar Index sudah naik 0,43%. Kemudian selama sebulan ke belakang, penguatan indeks ini mencapai 1,32%.
Pekan ini, perhatian investor akan tertuju ke The Fed yang akan menggelar pertemuan pada 21 Maret waktu setempat. Pasar memprediksi hasil pertemuan ini adalah kenaikan suku bunga acuan.
CME Group, yang menyediakan Federal Funds Futures (instrumen yang mempertaruhkan suku bunga acuan di AS), menyebutkan probabilitas kenaikan Fed Fund Rate pada pertemuan tersebut mencapai 94,4%. Pelaku pasar memperkirakan terjadi kenaikan suku bunga dari 125-150 basis poin menjadi 150-175 basis poin, atau naik 25 basis poin.
Sambil menunggu pertemuan The Fed, investor pun memburu dolar AS. Sejak akhir pekan lalu, mata uang ini bergerak menguat karena tingginya minat pelaku pasar.
Ketika suku bunga acuan AS naik, maka greenback (teorinya) akan menguat karena tekanan inflasi mata uang ini akan terjangkar oleh kenaikan suku bunga. Oleh karena itu, investor mengoleksi dolar AS sebelum harganya naik ketika suku bunga dinaikkan. Tingginya permintaan membuat dolar AS menguat terlebih dulu, mendahului kenaikan suku bunga (kalau terjadi).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Merana Nyaris ke Rp15.000 Lagi, Ini Biang Keroknya
Pada Senin (19/3/2018), dolar AS di pasar spot dibuka di Rp 13.765/US$. Melemah 0,14% dibandingkan posisi penutupan akhir pekan lalu.
Seiring perjalanan, rupiah mampu menguat dibandingkan posisi pembukaan meski sangat terbatas. Pada pukul 08.20 WIB, dolar AS diperdagangkan di Rp 13.760/US$.
![]() |
Dalam sepekan terakhir, Dollar Index sudah naik 0,43%. Kemudian selama sebulan ke belakang, penguatan indeks ini mencapai 1,32%.
![]() |
CME Group, yang menyediakan Federal Funds Futures (instrumen yang mempertaruhkan suku bunga acuan di AS), menyebutkan probabilitas kenaikan Fed Fund Rate pada pertemuan tersebut mencapai 94,4%. Pelaku pasar memperkirakan terjadi kenaikan suku bunga dari 125-150 basis poin menjadi 150-175 basis poin, atau naik 25 basis poin.
Sambil menunggu pertemuan The Fed, investor pun memburu dolar AS. Sejak akhir pekan lalu, mata uang ini bergerak menguat karena tingginya minat pelaku pasar.
Ketika suku bunga acuan AS naik, maka greenback (teorinya) akan menguat karena tekanan inflasi mata uang ini akan terjangkar oleh kenaikan suku bunga. Oleh karena itu, investor mengoleksi dolar AS sebelum harganya naik ketika suku bunga dinaikkan. Tingginya permintaan membuat dolar AS menguat terlebih dulu, mendahului kenaikan suku bunga (kalau terjadi).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Merana Nyaris ke Rp15.000 Lagi, Ini Biang Keroknya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular