
Tertekan Luar-Dalam, Rupiah Melemah 0,11%
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
16 March 2018 08:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah. Rupiah sedang tertekan dari luar dan dalam sehingga cenderung terdepresiasi.
Pada Jumat (16/3/2018), dolar AS kala pembukaan pasar berada di posisi Rp 13.760/US$. Melemah 0,11% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Dolar AS menguat sejak kemarin dan berlanjut pada pagi ini. Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama, menguat 0,01%. Dalam seminggu terakhir, indeks ini sudah terapresiasi 0,04% sementara selama sebulan ke belakang penguatannya mencapai 1,13%.
Greenback yang sempat dalam mode defensif selama berhari-hari kembali menguat setelah investor investor kembali ke mata uang ini untuk mengamankan posisi jelang pertemuan The Federal Reserve/The Fed pada 21 Maret waktu setempat. The Fed kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan bulan ini, dan bila itu terjadi maka dolar AS akan terapresiasi.
Oleh karena itu, investor mencari mata uang itu sekarang, sebelum nanti harganya naik. Penguatan dolar akan berimbas ke pelemahan rupiah.
Padahal rupiah sudah tertekan dari sisi perdagangan akibat defisit neraca perdagangan. Pada Februari 2018, pertumbuhan ekspor tercatat 11,76% year on year (YoY) sementara impor melonjak 25,18%. Dengan demikian, terjadi defisit US$ 116 juta.
Tren pertumbuhan impor yang tinggi sepertinya masih akan terjadi, karena pertumbuhan ekonomi yang membaik pada tahun ini. Pertumbuhan ekonomi membutuhkan pasokan impor bahan baku dan barang modal, yang belum bisa dipenuhi industri dalam negeri.
Artinya, devisa yang keluar masih akan lebih besar dibandingkan yang masuk. Hal ini dibaca pasar sebagai sentimen negatif bagi perkembangan rupiah ke depan, sehingga mata uang Tanah Air masih akan mengalami tekanan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Merana Nyaris ke Rp15.000 Lagi, Ini Biang Keroknya
Pada Jumat (16/3/2018), dolar AS kala pembukaan pasar berada di posisi Rp 13.760/US$. Melemah 0,11% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
![]() |
![]() |
Oleh karena itu, investor mencari mata uang itu sekarang, sebelum nanti harganya naik. Penguatan dolar akan berimbas ke pelemahan rupiah.
Padahal rupiah sudah tertekan dari sisi perdagangan akibat defisit neraca perdagangan. Pada Februari 2018, pertumbuhan ekspor tercatat 11,76% year on year (YoY) sementara impor melonjak 25,18%. Dengan demikian, terjadi defisit US$ 116 juta.
Tren pertumbuhan impor yang tinggi sepertinya masih akan terjadi, karena pertumbuhan ekonomi yang membaik pada tahun ini. Pertumbuhan ekonomi membutuhkan pasokan impor bahan baku dan barang modal, yang belum bisa dipenuhi industri dalam negeri.
Artinya, devisa yang keluar masih akan lebih besar dibandingkan yang masuk. Hal ini dibaca pasar sebagai sentimen negatif bagi perkembangan rupiah ke depan, sehingga mata uang Tanah Air masih akan mengalami tekanan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Merana Nyaris ke Rp15.000 Lagi, Ini Biang Keroknya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular