
Bursa Saham Asia Labil Cermati Arah Perang Dagang
Hidayat Setiaji & Tito Bosnia, CNBC Indonesia
16 March 2018 08:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia pada perdagangan pagi ini dubuka moderat karena investor masih menunggu kejelasan arah perdagangan dunia. Mayoritas saat ini sedang terkoreksi setelah sempat menguat pada awal pembukaan.
Indeks Nikkei 225 saat pembukaan perdagangan naik 0,24% yang ditopang oleh penguatan hampir semua sektor. Namun saham-saham produsen mobil mengalami tekanan dan saham teknologi cenderung bervariasi. Saat ini, ini indek Nikkei 225 terkoreksi tipis 0,05%.
Sementara itu, bursa saham Korea Selatan cenderung flat atau terkoreksi tipis 0,07% saat pembukaan. Saat ini, indeks Kospi sudah terkoreksi 0,19%. Sementara itu, indeks Hang Seng terkoreksi 0,6%, indeks Strait Times terkoreksi 0,21%.
Pada perdagangan kemarin, indeks Nikkei 225 ditutup menguat tipis 0,1%, indeks Hang Seng menguat 0,3% dan indeks Shanghai Composite Index turun tipis 0,01%.
Investor masih tetap berhati-hati terhadap kekhawatiran adanya perang dagang global yang akan kembali terjadi. Padsa saham Asia tampaknya masih belum stabil karena kekhawatiran kebijakan jangka panjang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, dengan slogan America First yang mengarah ke proteksionisme.
Ditambah lagi dengan rencana Donald Trump yang akan mengenakan bea masuk baru bagi barang-barang impor China seeprti teknologi, telekomunikasi dan pakaian.
Dari pasar saham AS, pada penutupan perdagangan dini hari tadi di Wall Street, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,47% sementara S&P 500 melemah tipis 0,08% dan Nasdaq juga terkoreksi 0,2%.
Awalnya Wall Street berjalan dengan optimisme setelah rilis data klaim pengangguran AS. Data klaim tunjangan pengangguran mingguan untuk pekan yang berakhir 10 Maret menunjukkan penurunan sebanyak 4.000 menjadi 226.000. Ini menunjukkan penambahan lapangan kerja.
Wall Street juga mendapat angin segar dari pernyataan Peter Navarro, penasihat perdagangan internasional Gedung Putih. Dalam wawancara dengan CNBC, Navarro mengatakan pengenaan bea masuk di AS tidak perlu dibalas oleh negara lain sehingga menimbulkan perang dagang.
(hps/hps) Next Article Rayakan Imlek, Bursa Jepang & Australia Ditutup Ijo Royo-Royo
Indeks Nikkei 225 saat pembukaan perdagangan naik 0,24% yang ditopang oleh penguatan hampir semua sektor. Namun saham-saham produsen mobil mengalami tekanan dan saham teknologi cenderung bervariasi. Saat ini, ini indek Nikkei 225 terkoreksi tipis 0,05%.
Sementara itu, bursa saham Korea Selatan cenderung flat atau terkoreksi tipis 0,07% saat pembukaan. Saat ini, indeks Kospi sudah terkoreksi 0,19%. Sementara itu, indeks Hang Seng terkoreksi 0,6%, indeks Strait Times terkoreksi 0,21%.
Investor masih tetap berhati-hati terhadap kekhawatiran adanya perang dagang global yang akan kembali terjadi. Padsa saham Asia tampaknya masih belum stabil karena kekhawatiran kebijakan jangka panjang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, dengan slogan America First yang mengarah ke proteksionisme.
Ditambah lagi dengan rencana Donald Trump yang akan mengenakan bea masuk baru bagi barang-barang impor China seeprti teknologi, telekomunikasi dan pakaian.
Dari pasar saham AS, pada penutupan perdagangan dini hari tadi di Wall Street, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,47% sementara S&P 500 melemah tipis 0,08% dan Nasdaq juga terkoreksi 0,2%.
Awalnya Wall Street berjalan dengan optimisme setelah rilis data klaim pengangguran AS. Data klaim tunjangan pengangguran mingguan untuk pekan yang berakhir 10 Maret menunjukkan penurunan sebanyak 4.000 menjadi 226.000. Ini menunjukkan penambahan lapangan kerja.
Wall Street juga mendapat angin segar dari pernyataan Peter Navarro, penasihat perdagangan internasional Gedung Putih. Dalam wawancara dengan CNBC, Navarro mengatakan pengenaan bea masuk di AS tidak perlu dibalas oleh negara lain sehingga menimbulkan perang dagang.
(hps/hps) Next Article Rayakan Imlek, Bursa Jepang & Australia Ditutup Ijo Royo-Royo
Most Popular