Upadate

Trader Gas ini Jual Saham Rp 240 - Rp 290/Lembar ke Publik

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
14 March 2018 19:03
Iprase targetkan mengumpulkan dana Rp 48 miliar hingga Rp 58 miliar.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indah Prakasa Sentosa Tbk (Inprase) akan jadi emiten pendatang di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan distribusi BBM dan pelumas ini berencana melepas 28,57% saham ke publik melalui initial public offering (IPO).

Inprase menjual saham dikisaran Rp 240 - Rp 290/saham dengan target dana Rp 48 miliar hingga Rp 58 miliar. Masa penawaran akan dilakukan Inprase pada tanggal 2-3 April 2018 dan pencatatan di BEI pada 9 April 2018.

Sebesar 44% dana IPO akan digunakan untuk mengakuisisi saham PT Jono Gas Pejagalan yang dimiliki oleh pihak afiliasi. Sisanya, sekitar 56% akan digunakan sebagai tambahan modal kerja perusahaan. PT Jono Gas Pejagalan merupakan perusahaan yang bergerak di bisnis Liquified Petroleum Gas (LPG).

"Dengan adanya tambahan modal dari IPO, yang sebagian danaya digunakan untuk akuisis PT Jono Gas Pejagalan, diharapkan Inprase bisa menambah bidang usahanya saat ini dengan perluasan usaha di bidang distributor elpiji, sehingga jaringan usaha Inprase semakin luas dan lengkap", ujar Direktur Bisnis Development Inprase, Hadi Avillia Tamzil, di Hotel Oasis Amir, Rabu (14/3/2018).

Hadi menambahkan, dengan mengakuisi Jono Gas Pejagalan, Inprase memperkirakan dapat menambah laba perusahaan sebesar Rp 4 - Rp 5 miliar per tahun. Pendapatan Inprase juga diperkirakan naik hingga Rp 60 miliar dengan akuisisi tersebut.

Dengan akuisisi Jono Gas Pejagalan, perusahaan menargetkan untuk menambah perluasan segmen perusahaan di bidang LPG dengan kapasitas LPG 12 kg - 50 kg.

"Akuisisi tersebut karena kita ingin menjadi leading dalam perdagangan energi, kalau bisa juga akuisisi distribusi bahan bakar minyak (bbm) dan LPG 12 hingga 50 kilogram. Joni Gas bisa mengcover itu", tambah General Manager of Corporate Service Inprase, Karya Bakti Kaban dalam kesempatan yang sama.

Inprase yang didirikan pada tahun 1960 merupakan perusahaan yang bergerak dibidang Trading (BBM, Pelumas, Elpiji), dan Transport & Logistics. Perusahaahn kemudian berkembang menjadi perusahaan distribusi BBM dan pelumas dan menjadi mitra bisnis Pertamina untuk area Jadebotabek pada tahun 1988.

Target laba 2018

Tahun ini, Inprase menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 80 miliar. Seluruh nilai belanja tersebut akan digunakan Inprase untuk membangun aset perusahaan baru seperti pergudangan hingga penambahan armada kendaraan. Sekitar 80% sumber pendanaan Capex berasal dari perbankan.

"Kami akan alokasikan untuk pergudangan di Jababeka, memesan 36 truk wingsbox berukuran 18 ton dan 48 ton, truk angkutan LPG (Liquified Petroleum Gas) hingga pembangunan SPBU. Untuk SPBU diharapkan bulan Juli atau Agustus 2018 akan beroperasi", ujar General Manager of Corporate Service Inprase, Karya Bakti Kaban di Hotel Oasis Amir, Rabu (14/3/2018).

Dengan anggaran Capex dan hasil dari IPO tersebut, Infestra menargetkan pendapatan perusahaan sebesar Rp 600 miliar di 2018. Sedangkan laba bersih perusahaan ditargetkan menjadi Rp 19 - Rp 20 miliar di tahun ini.

"Dengan akuisisi dan juga tambah SPBU tersebut kami yakin pendapatan perusahaan bisa tumbuh hingga 300% dari 2017. Diperkirakan laba perusahaan juga meningkat hingga Rp 19-20 miliar. Tahun 2014 pendapatan kami pernah Rp 500 miliar, jadi target tersebut mungkin bisa tercapai", tambah Bakti.
(roy/roy) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular