
Transaksi Forward Korporasi dan Investor Terus Meningkat
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
14 March 2018 16:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mencatat, transaksi hedging korporasi dan investor terus meningkat, sejak awal Maret 2018. Hal ini terutama untuk instrumen forward.
Kepala Departemen Kebijakan Pendalaman Pasar Keuangan BI, Nanang Hendarsyah, menjelaskan sampai awal Maret 2018, rata-rata transaksi harian forward mencapai US$ 108 juta untuk korporasi non bank dalam negeri. Sementara untuk korporasi luar negeri mencapai US$ 107 juta.
"Dari sisi korporasi dan pihak investor asing masuk ke awal Maret mulai naik terutama ke forward," ujar dia kepada CNBC Indonesia, Rabu (14/3/2018).
Lebih lanjut, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Doddy Zulverdi, mengungkapkan sejauh ini sudah 90% perusahaan yang memenuhi kewajiban untuk melakukan hedging dalam transaksi valasnya. Dengan adanya hedging tersebut, sudah seharusnya berdampak positif ke nilai tukar. "Seharusnya (risiko nilai tukar) bisa dimitigasi dengan hedging," papar dia.
Sejauh ini, menurut Doddy, pihaknya sudah mengenalkan banyak instrumen yang bisa digunakan perusahaan untuk melakukan hedging. Adapun instrumen tersebut tidak hanya swap hedging dalam bentuk mata uang dolar, namun juga swap hedging untuk mata uang non dolar seperti swap hedging yuan, swap hedging yen dan swap hedging euro.
"Kami sudah antisipasi untuk mata uang yang punya hubungan dagang," ucap dia.
(git) Next Article BI: Rupiah Masih Bisa Menguat, Tapi Harus 'Smooth'
Kepala Departemen Kebijakan Pendalaman Pasar Keuangan BI, Nanang Hendarsyah, menjelaskan sampai awal Maret 2018, rata-rata transaksi harian forward mencapai US$ 108 juta untuk korporasi non bank dalam negeri. Sementara untuk korporasi luar negeri mencapai US$ 107 juta.
"Dari sisi korporasi dan pihak investor asing masuk ke awal Maret mulai naik terutama ke forward," ujar dia kepada CNBC Indonesia, Rabu (14/3/2018).
Sejauh ini, menurut Doddy, pihaknya sudah mengenalkan banyak instrumen yang bisa digunakan perusahaan untuk melakukan hedging. Adapun instrumen tersebut tidak hanya swap hedging dalam bentuk mata uang dolar, namun juga swap hedging untuk mata uang non dolar seperti swap hedging yuan, swap hedging yen dan swap hedging euro.
"Kami sudah antisipasi untuk mata uang yang punya hubungan dagang," ucap dia.
(git) Next Article BI: Rupiah Masih Bisa Menguat, Tapi Harus 'Smooth'
Most Popular