
Bursa Asia Ditutup Terkoreksi Paska Pemecatan Menlu Trump
Monica Wareza, CNBC Indonesia
14 March 2018 15:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia pada perdagangan hari ini mayoritas terpuruh merespons kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memecat Rex Tillerson, dari jabatan Menteri Luar Negeri. Ini memicu ketakutan adanya instabiliti di Gedung Putih yang memicu bursa saham AS anjlok, yang berdampak pada regional Asia.
Dilansir dari AFP, Nikkei ditutup turun 0,9% ke 21.777,29 poin dan indeks Kospi terkoreksi 0,34% menjadi 2.486,08 poin. Kemudian bursa saham Hongkong terkoreksi 1,3% ke 31.203,42 poin dan Shanghai Composite Index turun 0,6%,
Pemecatan Tillerson juga dibayangi data inflasi Februari Amerika yang menunjukkan inflasi yang mereda dan menguatkan kembali kekhawatiran kenaikan suku bunga The Fed sebanyak empat kali tahun ini.
Dolar mengalami pelemahan terhadap yen dan poundsterling. Penguatan poundsterling ini juga turut didorong oleh perbaikan ekonomi Inggris. Sementara itu, pelaku pasar masih terus melakukan aksi jual terhadap dolar dan mata uang utama lainnya.
"Penjualan dolar dapat dikaitkan dengan kombinasi inflasi yang rendah dan revolving door syndrome di Gedung Putih yang menunjukkan kepercayaan diri pemerintah. Unutuk ekuitas, investor diharapkan untuk tetap memperhatikan pemberitaan proteksionisme," kata Stephen Innes, head of Asia Pasific Trading di OANDA.
(hps) Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
Dilansir dari AFP, Nikkei ditutup turun 0,9% ke 21.777,29 poin dan indeks Kospi terkoreksi 0,34% menjadi 2.486,08 poin. Kemudian bursa saham Hongkong terkoreksi 1,3% ke 31.203,42 poin dan Shanghai Composite Index turun 0,6%,
Pemecatan Tillerson juga dibayangi data inflasi Februari Amerika yang menunjukkan inflasi yang mereda dan menguatkan kembali kekhawatiran kenaikan suku bunga The Fed sebanyak empat kali tahun ini.
"Penjualan dolar dapat dikaitkan dengan kombinasi inflasi yang rendah dan revolving door syndrome di Gedung Putih yang menunjukkan kepercayaan diri pemerintah. Unutuk ekuitas, investor diharapkan untuk tetap memperhatikan pemberitaan proteksionisme," kata Stephen Innes, head of Asia Pasific Trading di OANDA.
(hps) Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
Most Popular