
Terkoreksi Banyak, Investor Asing Mulai Koleksi Saham Bank
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
08 March 2018 13:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing mulai kembali mengoleksi saham-saham sektor jasa keuangan, utamanya yang berada dalam sub-sektor perbankan. Hal ini terjadi setelah harga saham emiten-emiten perbankan telah mengalami penurunan yang cukup signifikan dalam beberapa waktu terakhir, dipicu oleh aksi ambil untung.
Terhitung sampai dengan 20 Februari lalu, indeks sektor jasa keuangan telah membukukan penguatan sebesar 7,3% secara year-to-date (YTD), didorong oleh penguatan saham-saham bank BUKU IV. Perlu diingat pula bahwa penguatan tersebut datang setelah pada tahun 2017, indeks sektor jasa keuangan memimpin laju IHSG dengan meroket sebesar 41%. Jadi, aksi ambil untung memang sangat rawan terjadi kapan saja.
Kini setelah aksi ambil untung sudah terjadi cukup lama, ruang akumulasi tentu menjadi terbuka. Terlebih, perdagangan hari ini diwarnai oleh sentimen positif dari meredanya kekhawatiran atas perang dagang, pasca pemerintahan AS mengindikasikan bahwa Meksiko dan Kanada dapat dikecualikan dari pengenaan bea masuk baja dan aluminium. Tak hanya dua negara tersebut, negara-negara lainnya juga dimungkinkan untuk mendapat pengecualian oleh pemerintahan AS.
Dari 6 besar saham yang paling banyak diburu oleh investor asing sampai dengan berita ini diturunkan, 4 diantaranya merupakan saham-saham bank BUKU IV yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 78,02 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 39,05 miliar, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai Rp 24,75 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) senilai Rp 20,62 miliar.
Aksi beli investor asing lantas ikut mendorong naik harga saham-saham bank BUKU IV tersebut: BBCA +3,1%, BBRI +2,19%, BBNI +1,93%, dan BMRI +1,89%.
Secara total di seluruh pasar, investor asing mencatatkan beli bersih senilai Rp 68 miliar. IHSG diperdagangkan menguat 0,87% ke level 6.423,65 poin.
(hps) Next Article Saham BRI, BNI, Mandiri, Hingga BCA Kompak Diborong Asing
Terhitung sampai dengan 20 Februari lalu, indeks sektor jasa keuangan telah membukukan penguatan sebesar 7,3% secara year-to-date (YTD), didorong oleh penguatan saham-saham bank BUKU IV. Perlu diingat pula bahwa penguatan tersebut datang setelah pada tahun 2017, indeks sektor jasa keuangan memimpin laju IHSG dengan meroket sebesar 41%. Jadi, aksi ambil untung memang sangat rawan terjadi kapan saja.
Kini setelah aksi ambil untung sudah terjadi cukup lama, ruang akumulasi tentu menjadi terbuka. Terlebih, perdagangan hari ini diwarnai oleh sentimen positif dari meredanya kekhawatiran atas perang dagang, pasca pemerintahan AS mengindikasikan bahwa Meksiko dan Kanada dapat dikecualikan dari pengenaan bea masuk baja dan aluminium. Tak hanya dua negara tersebut, negara-negara lainnya juga dimungkinkan untuk mendapat pengecualian oleh pemerintahan AS.
Aksi beli investor asing lantas ikut mendorong naik harga saham-saham bank BUKU IV tersebut: BBCA +3,1%, BBRI +2,19%, BBNI +1,93%, dan BMRI +1,89%.
Secara total di seluruh pasar, investor asing mencatatkan beli bersih senilai Rp 68 miliar. IHSG diperdagangkan menguat 0,87% ke level 6.423,65 poin.
(hps) Next Article Saham BRI, BNI, Mandiri, Hingga BCA Kompak Diborong Asing
Most Popular