
Pergerakan Bursa Asia Cenderung Negatif dan Rawan Koreksi
Raditya Hanung & Anthony Kevin & Roy Franedya, CNBC Indonesia
08 March 2018 08:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa utama Asia kembali menggeliat setelah sempat mengalami koreksi pada sesi perdagangan terakhir dampak munculnya ke khawatiran bea impor di Amerika Serikat.
Bursa saham Jepang dibuka menguat. Indeks Nikkei 225 dibuka dengan penguatan 0,89% dan indeks Topix menguat 0,73%. Semua sektor mengalami kenaikan, hanya dua sektor yang masih berada di zona merah.
Indeks Topix & Stell naik 1% ditopang kenaikan saham produsen baja. Kobe Steel naik 3,02%, Nisshin Steel naik tipis 0,07% dan JPFE Holdings diperdagangkan flat.
Dari Korea Selatan, indeks Kospi mengalami penguatan 0,59% yang didorong oleh saham produsen mobil dan teknologi. Saham Samsung Heavy naik 4,86% dan Hyundai Heavy Industries menguat 5,11%.
Para investor di pasar Asia masih akan menunggu kabar dari Amerika Serikat (AS). Pelaku pasar agak kesulitan membaca sinyal kebijakan perdagangan yang akan diterapkan oleh Trump. Sarah Sanders, Juru Bicara Gedung Putih, mengatakan Trump akan menandatangani sesuatu pekan ini (kemungkinan pengenaan bea masuk impor baja dan aluminium).
Namun kemungkinan Kanada dan Meksiko akan dikecualikan, dan bisa jadi berlaku juga untuk negara lain. Bila itu terwujud, maka proteksionisme tetap menang meski dengan kompromi.
Oleh karena itu, rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengenakan bea masuk terhadap impor baja dan aluminium bisa terwujud. Kebijakan ini dikhawatirkan akan memicu perang dagang dalam skala global, karena sangat mungkin negara-negara lain melakukan langkah "balas dendam".
Jika perang dagang terjadi, maka perdagangan dunia lesu dan pertumbuhan ekonomi pun terhambat. Ini kemudian menyebabkan harga minyak ikut terkoreksi mengantisipasi kemungkinan penurunan permintaan. Artinya, bursa-bursa utama asing masih rawan koreksi sebagai reaksi dari kebijakan Trump.
Beberapa kalender ekonomi yang akan menjadi perhatian investor Asia:
(roy/roy) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah
Bursa saham Jepang dibuka menguat. Indeks Nikkei 225 dibuka dengan penguatan 0,89% dan indeks Topix menguat 0,73%. Semua sektor mengalami kenaikan, hanya dua sektor yang masih berada di zona merah.
Indeks Topix & Stell naik 1% ditopang kenaikan saham produsen baja. Kobe Steel naik 3,02%, Nisshin Steel naik tipis 0,07% dan JPFE Holdings diperdagangkan flat.
![]() |
Para investor di pasar Asia masih akan menunggu kabar dari Amerika Serikat (AS). Pelaku pasar agak kesulitan membaca sinyal kebijakan perdagangan yang akan diterapkan oleh Trump. Sarah Sanders, Juru Bicara Gedung Putih, mengatakan Trump akan menandatangani sesuatu pekan ini (kemungkinan pengenaan bea masuk impor baja dan aluminium).
Namun kemungkinan Kanada dan Meksiko akan dikecualikan, dan bisa jadi berlaku juga untuk negara lain. Bila itu terwujud, maka proteksionisme tetap menang meski dengan kompromi.
Oleh karena itu, rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengenakan bea masuk terhadap impor baja dan aluminium bisa terwujud. Kebijakan ini dikhawatirkan akan memicu perang dagang dalam skala global, karena sangat mungkin negara-negara lain melakukan langkah "balas dendam".
Jika perang dagang terjadi, maka perdagangan dunia lesu dan pertumbuhan ekonomi pun terhambat. Ini kemudian menyebabkan harga minyak ikut terkoreksi mengantisipasi kemungkinan penurunan permintaan. Artinya, bursa-bursa utama asing masih rawan koreksi sebagai reaksi dari kebijakan Trump.
Beberapa kalender ekonomi yang akan menjadi perhatian investor Asia:
- Pengumuman neraca perdagangan Australia periode Januari.
- Pengumuman neraca perdagangan China periode Februari.
- Bank of Japan akan memulai pertemuan kebijakan moneter.
- European Central Bank akan mengumumkan suku bunga acuan.
(roy/roy) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah
Most Popular