
Bisnis Makanan Melemah, HERO Rugi Rp 191,41 M Pada 2017
Roy Franedya, CNBC Indonesia
01 March 2018 19:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Lemahnya penjualan makanan memukul bisnis PT Hero Supermarket Tbk (HERO). Pada 2017 HERO mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 191,41 miliar. Pada 2016 HERO masih mencetak laba bersih sebesar Rp 120,59 miliar.
HERO menderita kerugian karena pendapatan bersih tahun lalu turun 4,71% dari sebelumnya Rp 13,68 triliun menjadi Rp 13,03 triliun. Penurunan ini dikarenakan melemahnya bisnis makanan.
Pada 2017, penjualan bisnis makanan mengalami penurunan 7% menjadi Rp 10,86 triliun. Bisnis ini turun akibat penurunan penjualan like-for-like dampak melemahnya kinerja supermarket dan hipermarket.
Manajemen harus mengeluarkan biaya one-off sebesar Rp 336 miliar. Sebagian besar pengeluaran ini digunakan untuk penurunan nilai aset dan stock clearance pada bisnis makanan.
Stock clearance adalah aktivitas pengalihan kepemilikan produk dan material kepada perusahaan lainnya. Aktivitas ini dilakukan pada gerai-gerai yang mengalami kerugian dan memiliki persediaan yang tidak berkualitas terutama pada barang dagangan umum.
Hanya kinerja non-makanan HERO yang tumbuh positiif. Penjualan bisnis non-makanan tumbuh 10% jadi Rp 2,17 triliun. Bisnis non-makanan berasal dari IKEA dan Guardian.
"Kondisi bisnis makanan masih penuh dengan tantangan, sementara bisnis non-makanan terus tumbuh kuat. Menyikapi hal tersebut, perseroan tengah mengkaji strategi bisnis makanan untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang diperlukan guna membangun kembali daya saing perseroan yang sangat penting untuk meraih penjualan jangka panjang dan menghasilkan profitabilitas," ujar Stephane Deutsch, Presiden Direktur PT Hero Supermarket Tbk, Kamis (1/3/2018).
Manajemen mengatakan Bisnis Guardian telah pulih dengan baik setelah melakukan program rasionalisasi toko pada 2016. Adapun bisnis IKEA kinerja penjualan secara signifikan telah melampaui kinerja tahun 2016.
Hingga 31 Desember 2017, HERO mengoperasikan 449 toko yang terdiri dari 58 Giant Ekstra, 105 Giant Ekspres, 32 Hero Supermarket, 3 Giant Mart, 250 Guardian dan 1 IKEA. Saat ini HERO berkeinginan untuk membuka toko kedua IKEA di Jakarta Garden City.
(roy/roy) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
HERO menderita kerugian karena pendapatan bersih tahun lalu turun 4,71% dari sebelumnya Rp 13,68 triliun menjadi Rp 13,03 triliun. Penurunan ini dikarenakan melemahnya bisnis makanan.
Pada 2017, penjualan bisnis makanan mengalami penurunan 7% menjadi Rp 10,86 triliun. Bisnis ini turun akibat penurunan penjualan like-for-like dampak melemahnya kinerja supermarket dan hipermarket.
Stock clearance adalah aktivitas pengalihan kepemilikan produk dan material kepada perusahaan lainnya. Aktivitas ini dilakukan pada gerai-gerai yang mengalami kerugian dan memiliki persediaan yang tidak berkualitas terutama pada barang dagangan umum.
Hanya kinerja non-makanan HERO yang tumbuh positiif. Penjualan bisnis non-makanan tumbuh 10% jadi Rp 2,17 triliun. Bisnis non-makanan berasal dari IKEA dan Guardian.
"Kondisi bisnis makanan masih penuh dengan tantangan, sementara bisnis non-makanan terus tumbuh kuat. Menyikapi hal tersebut, perseroan tengah mengkaji strategi bisnis makanan untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang diperlukan guna membangun kembali daya saing perseroan yang sangat penting untuk meraih penjualan jangka panjang dan menghasilkan profitabilitas," ujar Stephane Deutsch, Presiden Direktur PT Hero Supermarket Tbk, Kamis (1/3/2018).
Manajemen mengatakan Bisnis Guardian telah pulih dengan baik setelah melakukan program rasionalisasi toko pada 2016. Adapun bisnis IKEA kinerja penjualan secara signifikan telah melampaui kinerja tahun 2016.
Hingga 31 Desember 2017, HERO mengoperasikan 449 toko yang terdiri dari 58 Giant Ekstra, 105 Giant Ekspres, 32 Hero Supermarket, 3 Giant Mart, 250 Guardian dan 1 IKEA. Saat ini HERO berkeinginan untuk membuka toko kedua IKEA di Jakarta Garden City.
(roy/roy) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular