
BI: Harga Aset Sudah Mengarah Bubble
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
01 March 2018 15:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Koreksi yang terjadi di pasar keuangan global saat ini dinilai merupakan suatu hal yang wajar. Sebab, kenaikan harga aset yang terjadi sebelumnya sudah terlalu kencang dan memang harus ada koreksi agar tidak menjadi penggelembungan nilai aset (bubble).
Hal tersebut dikemukakan oleh Doddy Zulverdi, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, dalam jumpa pers di gedung BI, Jakarta, Kamis (1/3/2018). Menurutnya, kenaikan harga aset jelang akhir 2017 hingga awal 2018 terjadi di tengah kemungkinan tren kenaikan suku bunga global.
"Pasar keuangan global dan obligasi banyak orang bilang sudah terlalu tinggi. Sebelum koreksi kemarin, harganya naik terus," tegas Doddy.
Sejumlah bursa saham di Asia masih mencatatkan kenaikan secara year to date (YtD) meski sudah terkoreksi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih menyimpan "tabungan" penguatan 3,8%. Kemudian Hang Seng masih surplus 3,09% dan Straits Time masih untung 3,38%.
"Ini cenderung mengarah ke bubble. Hanya tinggal menunggu waktu untuk koreksi," ujar Doddy.
Setelah koreksi, tambah Doddy, pasar diharapkan sudah lebih sehat dan siap "berburu" kembali. Ini kemungkinan akan terjadi setelah penentuan suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS) pada pekan ketiga Maret.
"Kita berharap setelah koreksi mereka akan menunggu sampai Maret. Kita masih bisa rebound. Mudah-mudahan koreksi ini terjadi secara orderly dan adjustment tidak akan membuat kepanikan," katanya.
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Hal tersebut dikemukakan oleh Doddy Zulverdi, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, dalam jumpa pers di gedung BI, Jakarta, Kamis (1/3/2018). Menurutnya, kenaikan harga aset jelang akhir 2017 hingga awal 2018 terjadi di tengah kemungkinan tren kenaikan suku bunga global.
"Pasar keuangan global dan obligasi banyak orang bilang sudah terlalu tinggi. Sebelum koreksi kemarin, harganya naik terus," tegas Doddy.
"Ini cenderung mengarah ke bubble. Hanya tinggal menunggu waktu untuk koreksi," ujar Doddy.
Setelah koreksi, tambah Doddy, pasar diharapkan sudah lebih sehat dan siap "berburu" kembali. Ini kemungkinan akan terjadi setelah penentuan suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS) pada pekan ketiga Maret.
"Kita berharap setelah koreksi mereka akan menunggu sampai Maret. Kita masih bisa rebound. Mudah-mudahan koreksi ini terjadi secara orderly dan adjustment tidak akan membuat kepanikan," katanya.
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Most Popular