
Adu Kuat Produksi Minyak OPEC dan AS
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
01 March 2018 13:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Koreksi harga minyak berlanjut seiring dengan peningkatan cadangan minyak mentah Amerika Serikat (AS). Pada perdagangan kemarin, harga minyak mentah jenis light sweet untuk kontrak pengiriman April 2018 tercatat sebesar US$ 61,64/barel, melemah 2,17% dari hari sebelumnya.
Sementara itu, harga minyak jenis brent untuk kontrak pengiriman April 2018 yang sudah kadaluarsa pada perdagangan kemarin, ditutup melemah 1,28% ke US$ 65,78/barel. Hingga pukul 10.10 WIB, harga brent untuk kontrak pengiriman Mei 2018 tercatat sudah anjlok lebih dalam ke level US$ 64,71. Pelemahan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh aksi ambil untung investor setelah tren kenaikan harga selama 3 minggu berturut-turut.
Cadangan minyak AS meningkat hingga 3 juta barel pada pekan lalu, jauh di atas ekspektasi pengamat yang sebesar 2,1 juta barel. Produksi minyak mentah AS yang masih berjaya memang menjadi pemberat bagi harga minyak pada tahun ini. Produksi minyak mentah AS tercatat sebesar 10,283 juta barel per hari dalam sepekan hingga tanggal 23 Februari 2018. Angka tersebut merupakan rekor tertinggi dalam 2 tahun terakhir.
Meski demikian, penguatan produksi AS juga mampu diimbangi dengan terus menurunnya produksi minyak negara-negara anggota Organisasi Pengekspor Minyak (OPEC). Berdasarkan survei Reuters, pada Februari produksi minyak OPEC menurun hingga rekor terendah dalam 10 bulan terakhir, seiring dengan bergabungnya negara Uni Emirat Arab dalam komitmen pengurangan produksi minyak hingga akhir 2018.
Hal tersebut mendorong kepatuhan pemotongan produksi minyak OPEC hingga rekor tertinggi, yakni sebesar 149%. Hingga pukul 11.000 WIB, pelemahan lightsweet tampak sedikit melonggar, dengan menguat 0,11% ke level US$ 61,71/barel.
Seiring dengan tren penurunan harga minyak mentah, harga saham emiten utama sektor perminyakan pun kompak melemah. Hingga diturunkannya tulisan ini, saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) melemah 0,72%, saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) terkoreksi 2,22%, saham PT Elnusa Tbk (ELSA) turun 1,39%, dan PT Benakat Integra Tbk (BIPI) anjlok 1,02%. **
(hps) Next Article Harga Minyak Dunia Meroket, APBN RI Masih Aman?
Sementara itu, harga minyak jenis brent untuk kontrak pengiriman April 2018 yang sudah kadaluarsa pada perdagangan kemarin, ditutup melemah 1,28% ke US$ 65,78/barel. Hingga pukul 10.10 WIB, harga brent untuk kontrak pengiriman Mei 2018 tercatat sudah anjlok lebih dalam ke level US$ 64,71. Pelemahan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh aksi ambil untung investor setelah tren kenaikan harga selama 3 minggu berturut-turut.
![]() |
Cadangan minyak AS meningkat hingga 3 juta barel pada pekan lalu, jauh di atas ekspektasi pengamat yang sebesar 2,1 juta barel. Produksi minyak mentah AS yang masih berjaya memang menjadi pemberat bagi harga minyak pada tahun ini. Produksi minyak mentah AS tercatat sebesar 10,283 juta barel per hari dalam sepekan hingga tanggal 23 Februari 2018. Angka tersebut merupakan rekor tertinggi dalam 2 tahun terakhir.
![]() |
Meski demikian, penguatan produksi AS juga mampu diimbangi dengan terus menurunnya produksi minyak negara-negara anggota Organisasi Pengekspor Minyak (OPEC). Berdasarkan survei Reuters, pada Februari produksi minyak OPEC menurun hingga rekor terendah dalam 10 bulan terakhir, seiring dengan bergabungnya negara Uni Emirat Arab dalam komitmen pengurangan produksi minyak hingga akhir 2018.
Hal tersebut mendorong kepatuhan pemotongan produksi minyak OPEC hingga rekor tertinggi, yakni sebesar 149%. Hingga pukul 11.000 WIB, pelemahan lightsweet tampak sedikit melonggar, dengan menguat 0,11% ke level US$ 61,71/barel.
![]() |
Seiring dengan tren penurunan harga minyak mentah, harga saham emiten utama sektor perminyakan pun kompak melemah. Hingga diturunkannya tulisan ini, saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) melemah 0,72%, saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) terkoreksi 2,22%, saham PT Elnusa Tbk (ELSA) turun 1,39%, dan PT Benakat Integra Tbk (BIPI) anjlok 1,02%. **
(hps) Next Article Harga Minyak Dunia Meroket, APBN RI Masih Aman?
Most Popular