Harga Minyak Menguat, Cadangan Minyak AS Diperkirakan Naik

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
27 February 2018 11:25
Kenaikan harga didorong pemotongan produksi oleh OPEC dan Rusia, serta menurunnya produksi minyak AS.
Foto: kotkoa / Freepik
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia masih bergerak naik mendekati nilai tertinggi dalam 3 minggu terakhir. Kenaikan harga didorong pemotongan produksi oleh OPEC dan Rusia, serta menurunnya produksi minyak AS.

Hingga pukul 10.47 WIB, harga minyak mentah jenis light sweet untuk kontrak pengiriman April 2018 masih stabil menguat di harga US$ 63,91/barel, menguat 0,50% dari perdagangan di akhir pekan lalu. Light sweet pada dini hari tadi sempat menyentuh titik tertinggi di level US$ 64,24/barel, yang merupakan angka tertinggi sejak 6 Februari 2018. Sementara itu, minyak jenis brent juga tercatat masih perkasa di angka US$ 67,48/barel, atau menguat 0,25% dari pekan lalu.

Komentar dari Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al Falih pada akhir pekan lalu masih menjadi bahan bakar utama kenaikan harga minyak. Al Falih menyatakan produksi minyak Arab Saudi pada Januari-Maret 2018 kemungkinan akan di bawah kuota, serta ekspor yang diperkirakan tidak akan mencapai 7 juta barel/hari.

Pernyataan Al Falih seolah menegaskan masih kuatnya komitmen Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia untuk membatasi produksi minyak hingga 1,8 juta barel per hari hingga akhir 2018. Meski demikian, Al Falih juga menyebutkan bahwa Negeri Padang Pasir berharap akan mengurangi kesepakatan penurunan produksi.

OPEC sebaiknya mulai menyusun kerangka kerja yang lebih permanen untuk menstabilkan harga minyak, tidak lagi melalui kebijakan ad hoc pengurangan produksi seperti sekarang.

Meski demikian, penguatan harga minyak masih berpotensi tertahan. Investor nampaknya masih cenderung menanti rilis data cadangan minyak AS selama sepekan lalu, oleh American Petroleum Institute pada Rabu (28/2) pukul 04.30 WIB.

Sebagai informasi, data resmi dari pemerintah AS akan dijadwalkan dirilis setelahnya, yakni pada pukul 22.30 WIB di hari yang sama. Berdasarkan konsensus yang dihimpun Reuters, cadangan minyak AS akan meningkat 2,7 juta barel pekan lalu, setelah pada periode sebelumnya menurun 1,6 juta barel.

Seperti diketahui, kenaikan harga minyak akan menjadi sentimen positif bagi perusahaan migas dan pertambangan. Sektor pertambangan merupakan yang paling tinggi penguatannya di bursa saham domestik, dengan kenaikan year to date (YtD) mencapai 26%.

Hingga diturunkannya tulisan ini, pergerakan harga saham emiten utama sektor perminyakan bergerak mixed. Menjelang penutupan perdagangan sesi I hari ini, saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) naik 1,41%, saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) melemah 2,03%, saham PT Elnusa Tbk (ELSA) terkoreksi 1,89%, dan PT Benakat Integra Tbk (BIPI) menguat 3,09%.
(hps) Next Article Harga Minyak Dunia Meroket, APBN RI Masih Aman?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular