IHSG Terkoreksi Saat Bursa Regional Menguat, Ini Sebabnya

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 February 2018 15:23
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan saat bursa saham utama Asia mayoritas menguat.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja pasar saham domestik pada perdagangan hari ini, berlawanan dengan bursa saham regional. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan saat bursa saham utama Asia mayoritas menguat.

Indeks Nikkei naik 1,19%, indeks Shanghai naik 1,25%, indeks Hang Seng naik 0,76%, indeks Strait Times naik 0,74%, indeks Kospi naik 0,25%, indeks SETi (Thailand) naik 0,68%, dan indeks FTSE Bursa Malaysia naik 0,03%. Sementara, IHSG masih terkoreksi 0,78% jelang penutupan.

Koreksi IHSG disebabkan oleh performa yang relatif tinggi dibandingkan bursa saham lainnya di kawasan Asia. Terhitung sejak akhir 2017 sampai dengan penutupan perdagangan hari Jumat lalu, IHSG mencatatkan imbal hasil sebesar 4,16%, hanya kalah dari indeks Hang Seng yang sebesar 4,51%.

IHSG Terkoreksi Saat Bursa Regional Menguat, Ini SebabnyaFoto: CNBC Indonesia

Kuatnya performa IHSG bukan terjadi tahun ini saja. Pada tahun lalu, IHSG mencatatkan imbal hasil sebesar 19,99%, di mana ini merupakan yang terbesar ke-3 di Asia Tenggara, setelah Vietnam dan Filipina.

IHSG Terkoreksi Saat Bursa Regional Menguat, Ini SebabnyaFoto: CNBC Indonesia

Terkoreksinya IHSG juga tidak lepas dari tertekannya indeks sektor jasa keuangan. Sepanjang tahun 2017, sektor tersebut telah mencatatkan imbal hasil sebesar 41%, didorong oleh positifnya kinerja saham-saham perbankan. Imbal hasil indeks sektor jasa keuangan ini merupakan yang terbesar dibandingkan 9 sektor lainnya.

Pada tahun ini, performa sektor tersebut kembali positif. Sampai dengan penutupan perdagangan hari Jumat lalu, indeks sektor jasa keuangan menguat sebesar 6,05%, terbesar keempat dari 10 sektor saham yang ada.

IHSG Terkoreksi Saat Bursa Regional Menguat, Ini SebabnyaFoto: CNBC Indonesia

Ketika pelaku pasar mulai melakukan aksi ambil untung (profit taking) pada saham-saham perbankan, IHSG ikut tertekan, mengingat porsi sektor jasa keuangan merupakan yang terbesar dalam kapitalisasi pasar IHSG (sekitar 29%).

Pada perdagangan hari ini, dari 10 besar saham yang berkontribusi paling besar terhadap pelemahan IHSG, 3 di antaranya adalah saham-saham bank buku IV: PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 2,99%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 1,46%, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 0,76%.

Relatif Mahal
Kenaikan IHSG yang sangat kencang lantas membuat valuasinya menjadi relatif mahal. Hal ini terlihat dari price-to-earnings ratio (PER) yang sudah tinggi.

Melansir Reuters, saat ini PER dari IHSG adalah sebesar 19,15, lebih tinggi jika dibandingkan Malaysia (16,41), Thailand (16,87), dan China (15,11). Namun, PER IHSG masih lebih rendah jika dibandingkan dengan India (21,84) dan Filipina (22,36).

TIM RISET CNBC INDONESIA

(hps) Next Article Aset Capai Rp101 T, Intip Perayaan Digital 51 Tahun Bank Mega

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular