
Investor Masih Berani Ambil Risiko, Rupiah Bergerak Stabil
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 February 2018 15:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak stabil tetapi cenderung melemah pada perdagangan hari ini. Nampaknya investor masih meminati aset-aset berisiko sehingga masih ada aliran dana ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Pada Jumat, (23/2/2018), rupiah di pasar spot pukul 14.35 WIB diperdagangkan di posisi Rp 13.675/dolar AS. Melemah tipis dibandingkan saat pembukaan di Rp 13.665/dolar AS. Posisi terlemah rupiah hari ini ada di Rp 13.681/dolar AS, sementara terkuatnya di Rp 13.660/dolar AS.
Dolar AS bergerak fluktuatif. Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia, menguat pada siang hari setelah sempat mendatar di awal hari.
Meski kenaikan suku bunga di AS nyaris mustahil tidak terjadi, ternyata investor masih berani mengambil risiko dengan "bermain-main" di aset negara berkembang, termasuk di Asia. Akibatnya, bursa saham Asia pun menghijau karena aliran dana asing.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 ditutup naik 156,34 poin atau 0,72% menjadi 21.892,78. Sepanjang minggu ini, Nikkei telah menguat 0,79%. Topix juga menguat 0,82% atau 14,36 poin dan ditutup di posisi 1.760,53 atau naik sekitar 1,33% sepanjang minggu ini.
Ada kemungkinan pelaku pasar sudah memperhitungkan (priced in) apa yang terjadi saat ini yaitu kemungkinan kenaikan suku bunga acuan di AS. Investor sudah bersiap sebelumnya, karena The Federal Reserve/The Fed pun sudah melakukan komunikasi dengan cukup baik.
(aji/aji) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Pada Jumat, (23/2/2018), rupiah di pasar spot pukul 14.35 WIB diperdagangkan di posisi Rp 13.675/dolar AS. Melemah tipis dibandingkan saat pembukaan di Rp 13.665/dolar AS. Posisi terlemah rupiah hari ini ada di Rp 13.681/dolar AS, sementara terkuatnya di Rp 13.660/dolar AS.
![]() |
![]() |
Ada kemungkinan pelaku pasar sudah memperhitungkan (priced in) apa yang terjadi saat ini yaitu kemungkinan kenaikan suku bunga acuan di AS. Investor sudah bersiap sebelumnya, karena The Federal Reserve/The Fed pun sudah melakukan komunikasi dengan cukup baik.
(aji/aji) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Most Popular