Internasional

Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga Mereda, Wall Street Menguat

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
23 February 2018 06:17
Komentar seorang anggota dewan gubernur The Fed menenangkan investor yang mengkhawatirkan kenaikan suku bunga
Foto: Reuters
New York, CNBC Indonesia - Sebagian besar saham-saham Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan hari Kamis (22/2/2018) setelah sebelumnya ramai-ramai turun pada hari Rabu. Imbal hasil obligasi negara AS juga perlahan turun setelah pembicaraan yang lebih hati-hati mengenai kenaikan suku bunga AS menenangkan pasar.

Dow Jones Industrial Average naik 164,7 poin atau 0,66% menjadi 24.962,48 sementara S&P 500 menguat 2,63 poin atau 0,1% ke 2.703,96. Namun, Nasdaq Composite ditutup lebih rendah 8,14 poin atau 0,11% menjadi 7.210,09.

Dilansir dari Reuters, komentar anggota dewan gubernur bank sentral AS, Federal Reserve, dari St. Louis, James Bullard, pada hari Kamis (22/2/2018) tampaknya mampu menenangkan investor yang khawatir terhadap hasil rapat The Fed bulan lalu.

Risalah dari rapat yang dirilis hari Rabu tersebut menunjukkan pembuat kebijakan yang lebih percaya diri untuk menaikkan suku bunga acuan AS sebab mereka yakin inflasi akan mulai naik.

Namun, Bullard mengatakan kepada CNBC pada hari Kamis bank sentral perlu lebih hati-hati dan tidak menaikkan suku bunga terlalu cepat tahun ini sebab hal itu akan memperlambat pertumbuhan ekonomi.

"Bullard berkomentar tentang suku bunga. Itulah yang membuat pasar memiliki alasan untuk lebih positif dalam memandang masa depan," kata Robert Pavlik, chief investment strategist di SlateStone Wealth.

"Setelah risalah rapat kemarin, pasar sangat memerhatikan pernyataan anggota dewan gubernur The Fed," kata Lindsey Bell, investment strategist di CFRA Research. "Mereka mencari petunjuk mengenai arah kenaikan suku bunga ke depan sehingga mereka mencermati apa yang pejabat-pejabat ini katakan."

Imbal hasil (yield) obligasi negara AS (US Treasury) bertenor 10 tahun turun dari posisi tertingginya dalam empat tahun menjadi 2,92% di hari Kamis dari 2,94% hari Rabu.

Dolar AS juga melemah terhadap enam mata uang kuat dunia lainnya sebab reli yang terjadi beberapa hari terakhir mulai kehabisan bensin.

Indeks dolar turun 0,28% menjadi 89,75.
(prm) Next Article Wall Street Dibuka 'Galau' di Awal Pekan, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular