Obligasi AS Semakin Menarik Sebabkan Rupiah Melemah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 February 2018 15:33
Greenback memang tengah menguat, karena imbal hasil obligasi pemerintah Negeri Paman Sam yang semakin menarik.
Foto: REUTERS/Romeo Ranoco
Jakarta, CNBC Indonesia – Nilai tukar rupiah masih bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini. Greenback memang tengah menguat, karena imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Negeri Paman Sam yang semakin menarik. 

Pada Senin (20/2/2018) pukul 14.00 WIB, nilai tukar rupiah bertengger di Rp 13.595/dolar AS. Melemah 0,17% dibandingkan posisi pembukaan di Rp 13.572/dolar AS. 

Obligasi AS Semakin Menarik Sebabkan Rupiah MelemahReuters
 
Rupiah memang bergerak senada dengan mata uang regional. Dolar AS saat ini tengah perkasa terhadap mata uang dunia, seiring kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Negeri Paman Sam. 

Saat ini, yield obligasi AS tenor 10 tahun dibanderol di kisaran 2,9%. Ini merupakan pencapaian tertinggi sejak awal 2014. 

Obligasi AS Semakin Menarik Sebabkan Rupiah MelemahReuters
 
Yield obligasi AS yang semakin tinggi tentu menarik minat investor. Obligasi negara AS adalah salah satu instrumen paling aman di dunia. Sudah aman, sekarang semakin menguntungkan pula. Investor pun kembali memburu instrumen ini dan menyebabkan dolar AS menguat. 

Dengan kenaikan yield obligasi AS, maka selisihnya dengan obligasi negara lain (spread) semakin menipis. Akibatnya, ada pelarian dana dari obligasi suatu negara ke obligasi AS. 

Spread antara obligasi negara AS 10 tahun dengan obligasi global Indonesia dengan tenor yang sama bergerak cenderung menyempit dalam beberapa hari terakhir. Hal ini ditengarai menyebabkan peralihan dana ke Negeri Paman Sam. 

Obligasi AS Semakin Menarik Sebabkan Rupiah MelemahReuters


Jarak antara yield obligasi AS dan Indonesia begitu dekat pada akhir Januari hingga jelang pertengahan Februari. Kemudian spread agak melebar dan menyempit kembali pada beberapa hari terakhir. 

Ke depan, potensi penyempitan spread kembali muncul karena kenaikan suku bunga acuan AS yang hampir pasti terjadi bulan depan. Ketika itu terjadi, maka investor tentu memilih menempatkan dananya ke AS dan pelemahan rupiah bisa berlanjut. 

Namun situasi ini sepertinya hanya sementara. Saat spread semakin menyempit, maka ada kemungkinan melebar kembali seperti yang terjadi pada awal Februari.
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular