
Harga Minyak Naik, Saham Emiten Energi Meroket
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
20 February 2018 12:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak bumi bergerak variatif pada hari ini. Namun sepekan lalu, harga si emas hitam naik cukup signifikan dan menopang kinerja emiten di bursa domestik.
Pada Selasa (20/2/2018) hingga pukul 11.00 WIB, harga minyak jenis light sweet untuk pengiriman Maret 2018 menguat 1,02% ke US$ 62,31/barel. Sementara harga minyak jenius brent melemah 0,32% ke US$ 65,46/barel.
Kenaikan harga minyak light sweet didorong oleh berkurangnya pasokan dari Keystone Pipeline di Kanada. Sistem penyaluran minyak minyak dari negara tetangga Amerika Serikat (AS) tersebut memang sudah beroperasi di bawah kapasitas sejak akhir tahun lalu akibat terjadi kebocoran, kemudian mengurangi pasokan minyak Kanada ke AS.
Sementara itu, harga minyak brent terkoreksi seiring dengan menguatnya indeks dolar AS sebesar 1,48% dalam seminggu lalu. Penguatan dolar AS berpotensi menekan permintaan bahan bakar minyak seiring dengan semakin mahalnya harga komoditas yang diperdagangkan dengan kurs dolar AS tersebut.
Namun demikian, pasar minyak masih dalam tren menguat setidaknya dalam sepekan terakhir, searah dengan pemulihan pasar ekuitas global, termasuk bursa Asia. Berkembangnya tensi di Timur Tengah antara Iran dan Israel juga memberikan dorongan pada kenaikan harga minyak, seiring ekspektasi berkurangnya pasokan dari negara-negara Timur Tengah.
Sepanjang pekan lalu, harga minyak jenis WTI telah menguat 4,19%, sementara Brent juga turut naik 3,26%. Secara fundamental, menanjaknya harga minyak bumi didorong oleh masih kuatnya komitmen pembatasan produksi minyak oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia menjadi 1,8 juta barel per hari hingga akhir tahun 2018.
Beberapa waktu lalu, Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih mengatakan bahwa OPEC lebih memilih pasar minyak sedikit kekurangan suplai daripada mengakhiri kesepakatan pengurangan suplai terlalu cepat. Pada Senin kemarin, Sekretaris Jenderal OPEC, Mohammad Barkindo juga menyatakan bahwa pada Januari 2018 organisasi telah melakukan kepatuhan untuk memotong produksi minyak hingga 133% dari output yang disetujui.
Seiring dengan masih positifnya harga minyak dunia, emiten sektor minyak di bursa efek Indonesia juga turut mencatatkan kinerja positif dalam seminggu terakhir. Menjelang libur Tahun Baru Imlek, saham PT Elnusa Tbk (ELSA) ditutup menguat 9,14%, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) naik 1,96%, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) tumbuh 8,48%, dan PT Benakat Integra Tbk (BIPI) menguat 7,41% dalam sepekan.
Pada penutupan perdagangan kemarin, keempat emiten utama sektor minyak tersebut masih kompak bergerak ke teritori hijau. Peningkatan terbesar tercatat bagi ELSA yakni sebesar 4,65%. Sementara itu, ENRG, MEDC, dan BPI kemarin masing-masing ditutup menguat 0,96%, 3,29%, dan 1,15%.
(aji/aji) Next Article Produksi Arab Saudi Mulai Normal, Harga Minyak Mentah Merosot
Pada Selasa (20/2/2018) hingga pukul 11.00 WIB, harga minyak jenis light sweet untuk pengiriman Maret 2018 menguat 1,02% ke US$ 62,31/barel. Sementara harga minyak jenius brent melemah 0,32% ke US$ 65,46/barel.
Kenaikan harga minyak light sweet didorong oleh berkurangnya pasokan dari Keystone Pipeline di Kanada. Sistem penyaluran minyak minyak dari negara tetangga Amerika Serikat (AS) tersebut memang sudah beroperasi di bawah kapasitas sejak akhir tahun lalu akibat terjadi kebocoran, kemudian mengurangi pasokan minyak Kanada ke AS.
Namun demikian, pasar minyak masih dalam tren menguat setidaknya dalam sepekan terakhir, searah dengan pemulihan pasar ekuitas global, termasuk bursa Asia. Berkembangnya tensi di Timur Tengah antara Iran dan Israel juga memberikan dorongan pada kenaikan harga minyak, seiring ekspektasi berkurangnya pasokan dari negara-negara Timur Tengah.
![]() |
![]() |
Beberapa waktu lalu, Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih mengatakan bahwa OPEC lebih memilih pasar minyak sedikit kekurangan suplai daripada mengakhiri kesepakatan pengurangan suplai terlalu cepat. Pada Senin kemarin, Sekretaris Jenderal OPEC, Mohammad Barkindo juga menyatakan bahwa pada Januari 2018 organisasi telah melakukan kepatuhan untuk memotong produksi minyak hingga 133% dari output yang disetujui.
Seiring dengan masih positifnya harga minyak dunia, emiten sektor minyak di bursa efek Indonesia juga turut mencatatkan kinerja positif dalam seminggu terakhir. Menjelang libur Tahun Baru Imlek, saham PT Elnusa Tbk (ELSA) ditutup menguat 9,14%, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) naik 1,96%, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) tumbuh 8,48%, dan PT Benakat Integra Tbk (BIPI) menguat 7,41% dalam sepekan.
![]() |
(aji/aji) Next Article Produksi Arab Saudi Mulai Normal, Harga Minyak Mentah Merosot
Most Popular