
Turun 0,09%, Rupiah di Posisi Terlemah Sejak Oktober 2017
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 February 2018 10:13

Jakarta, CNBC Indonesia – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah. Rupiah bergerak berlawanan dengan mata uang Asia yang justru menguat terhadap greenback.
Data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada 14 Februari 2014 menyebutkan posisi nilai tukar rupiah berada di Rp 13.657/dolar AS. Melemah 0,09% dibandingkan sehari sebelumnya. Posisi rupiah hari ini merupakan yang terlemah sejak Oktober 2017.
Meski begitu, secara teknikal masih ada peluang bagi rupiah untuk menguat. Mengutip Reuters, rupiah berpeluang untuk menguat terhadap dolar AS. Analisis Bollinger Band menunjukkan rupiah berpotensi menguat ke posisi Rp 13.585/dolar AS.
Dolar AS masih bergerak melemah terhadap mata uang regional. Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang dunia, kembali melemah 0,13%. Greenback kali ini bergerak searah dengan pasar AS, yang tengah wait and see.
Investor di Negeri Paman Sam sedang menantikan rilis data inflasi yang rencananya terbit Rabu waktu setempat. Inflasi akan menjadi salah satu data kunci yang menjadi perhatian.
Konsensus pasar yang dihimpun Reuters menyebutkan inflasi AS periode Januari 2018 diperkirakan 1,9% year on year (YoY), melambat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 2,1% YoY. Bila laju inflasi ternyata lebih cepat dari ekspektasi, maka hampir pasti bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan bulan depan.
Menantikan pengumuman inflasi, pasar AS berjalan kurang semarak. Wall Street memang masih menguat, tetapi sangat terbatas. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS pun melandai, belum mencetak rekor baru seperti beberapa hari lalu.
Perkembangan ini menyebabkan dolar AS mengalami konsolidasi. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index sudah melemah 0,72%. Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang Asia terhadap dolar AS:
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada 14 Februari 2014 menyebutkan posisi nilai tukar rupiah berada di Rp 13.657/dolar AS. Melemah 0,09% dibandingkan sehari sebelumnya. Posisi rupiah hari ini merupakan yang terlemah sejak Oktober 2017.
Meski begitu, secara teknikal masih ada peluang bagi rupiah untuk menguat. Mengutip Reuters, rupiah berpeluang untuk menguat terhadap dolar AS. Analisis Bollinger Band menunjukkan rupiah berpotensi menguat ke posisi Rp 13.585/dolar AS.
Investor di Negeri Paman Sam sedang menantikan rilis data inflasi yang rencananya terbit Rabu waktu setempat. Inflasi akan menjadi salah satu data kunci yang menjadi perhatian.
Konsensus pasar yang dihimpun Reuters menyebutkan inflasi AS periode Januari 2018 diperkirakan 1,9% year on year (YoY), melambat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 2,1% YoY. Bila laju inflasi ternyata lebih cepat dari ekspektasi, maka hampir pasti bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan bulan depan.
Menantikan pengumuman inflasi, pasar AS berjalan kurang semarak. Wall Street memang masih menguat, tetapi sangat terbatas. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS pun melandai, belum mencetak rekor baru seperti beberapa hari lalu.
Perkembangan ini menyebabkan dolar AS mengalami konsolidasi. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index sudah melemah 0,72%. Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang Asia terhadap dolar AS:
![]() |
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Most Popular