
Pasar Saham Asia Pasifik Dibuka Bervariasi di Awal Pekan
Houtmand P Saragih & Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 February 2018 08:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Asia Pasifik pagi ini dibuka bervariasi merespons rebound bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, akhir pekan lalu. Koreksi dalam yang terjadi di pasar saham Asia pekan lalu, membuat investor menunggu konfirmasi sinyal arah pergerakan pasar saham pekan ini.
Bursa Korea Selatan pagi ini dibuka menguat, dimana indeks Kospi naik 0,54%. Penguatan bursa Korea Selatan ditopang oleh penguatan saham Samsung sebesar 1,43%.
Sementara itu bursa Australia masih melanjutkan tren koreksi, dimana indeks S&P/ASX 200 dibuka melemah 0,64%. Pelemahan bursa Australia dipicu oleh pelemahan saham-saham pertambangan, menyusul penurunan harga minyak dunia.
Sementara itu, bursa saham Jepang pagi ini tidak beraktifitas karena libur nasional.
Akhir pekan lalu, bursa saham Wall Street berhasil mencatatkan penguatan pada perdagangan akhir pekan lalu setelah sebelumnya tertekan dahsyat. IndeksDow Jones berakhir naik 1,38% menjadi 24.190,90 poin, indeks S&P 500 ditutup menguat 1,49% menjadi 2.619,55 poin, dan indeks Nasdaq naik 1,44% menjadi 6.874,49 poin. Namun selama sepekan lalu, Dow Jones turun 5,12% yang merupakan performa mingguan terparah sejak Januari 2016.
Pemicu terjadinya aksi jual yang menyebabkan Wall Street jatuh adalah rencana kenaikan suku bunga acuan yang makin agresif dari bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed). Rencana ini membuat imbal hasil obligasi pemerintah AS naik.
Harapan pelaku pasar pekan ini adalah data inflasi terbaru. Bila data inflasi positif, maka pasar saham bisa lebih tenang. Selain itu, investor berharap imbal hasil (yield) obligasi tidak naik lagi.
Sementara itu, pasar komoditas mengalami tekanan, dimana harga minyak WTI turun 0,29% menjadi US$ 59,37 per barel. Sementara harga minyak brent turun 0,06% menjadi US$ 62,83 per barel.
Hari ini, dikawasan Asia ada sejumlah data ekonomi yang akan dirilis, diantaranya penjuala ritel Singapura, pinjaman baru China dalam yuan, India industrial output dan indeks konsumer India untuk Januari.
(hps/hps) Next Article Aset Capai Rp101 T, Intip Perayaan Digital 51 Tahun Bank Mega
Bursa Korea Selatan pagi ini dibuka menguat, dimana indeks Kospi naik 0,54%. Penguatan bursa Korea Selatan ditopang oleh penguatan saham Samsung sebesar 1,43%.
Sementara itu bursa Australia masih melanjutkan tren koreksi, dimana indeks S&P/ASX 200 dibuka melemah 0,64%. Pelemahan bursa Australia dipicu oleh pelemahan saham-saham pertambangan, menyusul penurunan harga minyak dunia.
Akhir pekan lalu, bursa saham Wall Street berhasil mencatatkan penguatan pada perdagangan akhir pekan lalu setelah sebelumnya tertekan dahsyat. IndeksDow Jones berakhir naik 1,38% menjadi 24.190,90 poin, indeks S&P 500 ditutup menguat 1,49% menjadi 2.619,55 poin, dan indeks Nasdaq naik 1,44% menjadi 6.874,49 poin. Namun selama sepekan lalu, Dow Jones turun 5,12% yang merupakan performa mingguan terparah sejak Januari 2016.
Pemicu terjadinya aksi jual yang menyebabkan Wall Street jatuh adalah rencana kenaikan suku bunga acuan yang makin agresif dari bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed). Rencana ini membuat imbal hasil obligasi pemerintah AS naik.
Harapan pelaku pasar pekan ini adalah data inflasi terbaru. Bila data inflasi positif, maka pasar saham bisa lebih tenang. Selain itu, investor berharap imbal hasil (yield) obligasi tidak naik lagi.
Sementara itu, pasar komoditas mengalami tekanan, dimana harga minyak WTI turun 0,29% menjadi US$ 59,37 per barel. Sementara harga minyak brent turun 0,06% menjadi US$ 62,83 per barel.
Hari ini, dikawasan Asia ada sejumlah data ekonomi yang akan dirilis, diantaranya penjuala ritel Singapura, pinjaman baru China dalam yuan, India industrial output dan indeks konsumer India untuk Januari.
(hps/hps) Next Article Aset Capai Rp101 T, Intip Perayaan Digital 51 Tahun Bank Mega
Most Popular