
Rupiah Alami Depresiasi, Dolar AS Melangkah ke Rp 13.643/US$
Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
09 February 2018 10:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami depresiasi kembali. Dolar AS, Jumat (9/2/2018) terapresiasi 41 poin dibanding hari sebelumnya pada perdagangan antar bank dalam negeri.
Mengutip data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang dipublikasikan Bank Indonesia, Jumat (9/2/2018) dolar AS tercatat melemah ke Rp 13.643/US$. Pada hari sebelumnya, Kamis (8/2/2018) nilai rupiah per dolar AS tercatat Rp 13.602/US$.
Reuters pada pukul 10.00 WIB, Jumat (9/2/2018) mencatat dolar AS di pasar spot berada di Rp 13.645/US$ dan sempat jatuh ke level terendahnya di Rp 13.595/US$. Adapun level tertingginya dolar AS berada di Rp 13.677/US$.
Dolar AS bergerak menguat terhadap mata uang kawasan. Derasnya aliran dana ke Negeri Paman Sam, terutama ke pasar obligasi, menopang penguatan greenback.
Dollar Index, yang mencerminkan dolar AS dibandingkan enam mata uang utama dunia, masih terus menguat. Kali ini Dollar Index mampu bertambah 0,11%.
Sebelumnya, Wall Street lagi-lagi harus mengalami koreksi dalam. Penguatan yang terjadi pada awal tahun menjadi sia-sia, karena saat ini secara year to date (YTD) Wall Street sudah negatif.
Mengutip Reuters, Jumat (9/2/2018), Dow Jones terkoreksi signifikan 4,15% ke 23.860,46. Padahal awal tahun ini Dow Jones sudah mencapai level 26.000. Sementara S&P 500 turun tajam 3,75% menjadi 2.581,08 dan Nasdaq berkurang 3,9% ke 6.777,16.
Secara YTD, Dow Jones sudah minus 3,47%. Kemudian S&P juga negatif 3,47% dan Nasdaq pun melemah 1,41%.
Penyebab kejatuhan Wall Street lagi-lagi disebabkan pasar di sebelah, yaitu obligasi negara Amerika Serikat (AS). Surat utang pemerintah Negeri Paman Sam tengah menjadi instrumen primadona di kalangan investor.
(dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Mengutip data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang dipublikasikan Bank Indonesia, Jumat (9/2/2018) dolar AS tercatat melemah ke Rp 13.643/US$. Pada hari sebelumnya, Kamis (8/2/2018) nilai rupiah per dolar AS tercatat Rp 13.602/US$.
Reuters pada pukul 10.00 WIB, Jumat (9/2/2018) mencatat dolar AS di pasar spot berada di Rp 13.645/US$ dan sempat jatuh ke level terendahnya di Rp 13.595/US$. Adapun level tertingginya dolar AS berada di Rp 13.677/US$.
Dollar Index, yang mencerminkan dolar AS dibandingkan enam mata uang utama dunia, masih terus menguat. Kali ini Dollar Index mampu bertambah 0,11%.
Sebelumnya, Wall Street lagi-lagi harus mengalami koreksi dalam. Penguatan yang terjadi pada awal tahun menjadi sia-sia, karena saat ini secara year to date (YTD) Wall Street sudah negatif.
Mengutip Reuters, Jumat (9/2/2018), Dow Jones terkoreksi signifikan 4,15% ke 23.860,46. Padahal awal tahun ini Dow Jones sudah mencapai level 26.000. Sementara S&P 500 turun tajam 3,75% menjadi 2.581,08 dan Nasdaq berkurang 3,9% ke 6.777,16.
Secara YTD, Dow Jones sudah minus 3,47%. Kemudian S&P juga negatif 3,47% dan Nasdaq pun melemah 1,41%.
Penyebab kejatuhan Wall Street lagi-lagi disebabkan pasar di sebelah, yaitu obligasi negara Amerika Serikat (AS). Surat utang pemerintah Negeri Paman Sam tengah menjadi instrumen primadona di kalangan investor.
(dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular