
Pasar Saham Asia Masih Simak Arah Obligasi AS
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
08 February 2018 07:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja bursa saham utama Asia pada perdagangan pagi ini dibuka menguat pada perdagangan pagi ini. Fokus investor di kawasan Asia hari ini masih terfokus pada imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS).
Bursa saham Jepang pada perdagangan pagi ini dibuka menguat, indeks Nikkei naik 1,05% dan indeks Kospi menguat 0,90%.
Pasar saham AS, Wall Street, kembali melemah setelah sehari sebelumnya menguat cukup signifikan, pelemahan terjadi pada saat-saat terakhir perdagangan. Dow Jones terkoreksi tipis 0,08% ke 24.893,35 poin, sementara S&P 500 turun 0,34% menjadi 2.685,41 poin dan Nasdaq berkurang 1,26% ke 6.582,02 poin.
Saham-saham teknologi dan energi menjadi pemberat yang mendorong Wall Street terkoreksi. Penurunan terdalam dialami oleh saham Apple yang mencapai 2,14% karena isu perpajakan di Eropa. Prancis dan Jerman ingin perusahaan raksasa teknologi tersebut membayar pajak yang lebih besar. Sedangkan saham-saham emiten energi seperti Exxon dan Chevron masing-masing melemah 1,41% dan 1,89% akibat anjloknya harga minyak.
Yield obligasi AS tenor 10 tahun naik ke 2,84% dari sehari sebelumnya yang 2,77%. Kenaikan yield dipicu oleh potensi percepatan laju inflasi AS, yang akan mendorong pengetatan kebijakan moneter.
Presiden The Federal Reserve (The Fed) Dallas Robert Kaplan menyebutkan kenaikan upah di AS tentunya akan mendorong inflasi. Kenaikan suku bunga acuan di AS diperkirakan terjadi tiga kali tahun ini.
“Kami menghadapi tekanan kenaikan upah di AS. Bijak bagi kami untuk mengakhiri kebijakan akomodatif, meski secara perlahan dan bertahap,” ungkap Kaplan.
Stok minyak AS per 2 Februari 2018 naik 1,9 juta barel menjadi 420,3 juta barel. Sedangkan produksi emas hitam Negeri Paman Sam telah menyentuh 10,25 juta barel/hari. Tahun ini, produksi minyak AS diperkirakan rata-rata sebanyak 10,59 juta barel/hari, naik dibandingkan perkiraan sebelumnya yaitu 10,10,27 juta barel/hari.
(hps/hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Bursa saham Jepang pada perdagangan pagi ini dibuka menguat, indeks Nikkei naik 1,05% dan indeks Kospi menguat 0,90%.
Pasar saham AS, Wall Street, kembali melemah setelah sehari sebelumnya menguat cukup signifikan, pelemahan terjadi pada saat-saat terakhir perdagangan. Dow Jones terkoreksi tipis 0,08% ke 24.893,35 poin, sementara S&P 500 turun 0,34% menjadi 2.685,41 poin dan Nasdaq berkurang 1,26% ke 6.582,02 poin.
Yield obligasi AS tenor 10 tahun naik ke 2,84% dari sehari sebelumnya yang 2,77%. Kenaikan yield dipicu oleh potensi percepatan laju inflasi AS, yang akan mendorong pengetatan kebijakan moneter.
Presiden The Federal Reserve (The Fed) Dallas Robert Kaplan menyebutkan kenaikan upah di AS tentunya akan mendorong inflasi. Kenaikan suku bunga acuan di AS diperkirakan terjadi tiga kali tahun ini.
“Kami menghadapi tekanan kenaikan upah di AS. Bijak bagi kami untuk mengakhiri kebijakan akomodatif, meski secara perlahan dan bertahap,” ungkap Kaplan.
Stok minyak AS per 2 Februari 2018 naik 1,9 juta barel menjadi 420,3 juta barel. Sedangkan produksi emas hitam Negeri Paman Sam telah menyentuh 10,25 juta barel/hari. Tahun ini, produksi minyak AS diperkirakan rata-rata sebanyak 10,59 juta barel/hari, naik dibandingkan perkiraan sebelumnya yaitu 10,10,27 juta barel/hari.
(hps/hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Most Popular