Dirut Bursa: Ini Hanya Resesi Psikologis

Shuliya Ratanavara, CNBC Indonesia
06 February 2018 16:15
Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) menaikan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) lebih cepat sebagai antisipasi kenaikan inflasi.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia menilai koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dipicu ketakutan terkait rencana Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) menaikan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) lebih cepat sebagai antisipasi kenaikan inflasi.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio menyebut respons investor tersebut merupakan resesi psikologis. "(Koreksi) Ini hanya persepsi ketakutan, sayangnya memang ada yang namanya psychological recession. Saya ingin katakan bahwa jika hasil perusahaan 2017 itu bagus semua hanya resesi sesaat," kata Tito di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (06/02/2018).

Menurut dia, jika emiten yang memiliki kinerja tahunan yang bagus melaporkan kinerjanya lebih cepat maka hal itu dapat menolong kinerja IHSG. Sebabnya, laporan kinerja perusahaan akan dapat meyakinkan investor mengenai kualitas fundamental IHSG.

Lebih lanjut, ia menjelaskan emiten-emiten di Indonesia juga menunjukan kinerja yang meyakinkan. Berdasarkan catatan data BEI, sembilan dari total 566 emiten yang sudah melaporkan kinerjanya untuk periode 2017 menunjukan pertumbuhan laba bersih sebesar 14,75% menjadi Rp 46,85 triliun dari Rp 40,83 triliun pada 2016.

Begitu pula dengan pendapatan emiten yang sudah melaporkan kinerjanya tumbuh 22,61% menjadi Rp 265,12 triliun pada 2017 dari Rp 216,23 triliun pada 2016.

Selain itu, Tito juga menekankan koreksi yang dialami IHSG tidak sedalam koreksi yang dialami oleh bursa-bursa besar di Asia maupun dunia. "Karena kita turunnya lebih sedikit dibanding yang lain, posisi pertumuhan bursa kita jadi yang ketiga di dunia dari sebelumnya nomor 10. Malah kita nomor dua setelah China (Indeks Shanghai dan Hongkong)," kata Tito.

Adapun, sebelumnya pertumbuhan IHSG berada di posisi 10 dengan pertumbuhan sebesar 3,46% year to date per 30 Januari 2018. Angka ini menurun menjadi 1,12% year to date per 5 Februari 2018. Namun, memang posisi pertumbuhan IHSG hanya berada di bawah pertumbuhan year to date Indeks Shanghai dan Hongkong yang masing-masing tumbuh 3,19% dan 2,46% per 5 Februari 2018.

Pada perdagangan hari ini, IHSG ditutup terkoreksi 1,69% ke level 6.478,54 poin. 

(hps) Next Article Aset Capai Rp101 T, Intip Perayaan Digital 51 Tahun Bank Mega

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular