Menelusuri Volatilitas Rupiah Vs Dolar AS

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 February 2018 21:16
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak dalam volatilitas yang cukup baik.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak dalam volatilitas yang cukup baik. Dibandingkan mata uang negara-negara kawasan, volatilitas nilai tukar Indonesia lebih rendah.

Mengutip data Reuters, Jumat (2/2/2018), dalam sebulan terakhir volatilitas rupiah adalah 3,89%. Volatilitas pergerakan rupiah lebih tinggi dibandingkan posisi tiga bulan dan setahun terakhir. Volatilitas rupiah dalam tiga bulan dan setahun terakhir masing-masing ada di 2,97% dan 3,01%.

Sementara ringgit Malaysia punya volatilitas yang lebih tinggi. Volatilitas ringgit terhadap dolar AS dalam sebulan terakhir adalah 4,55%, sementara pada tiga bulan dan setahun terakhir adalah 4,06% dan 3,12%.

Volatilitas yen Jepang lebih parah. Dalam sebulan terakhir, mata uang ini punya volatilitas 6,32%. Kemudian rata-rata volatilitas tiga bulan dan setahun terakhir adalah 5,46% dan 6,64%.

Menelusuri Volatilitas Rupiah Vs Dolar AS Tim Riset CNBC Indonesia


Volatilitas mata uang adalah pergerakan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Pergerakan ini bisa menguat, bisa juga menurun. Selisih dari penguatan dan pelemahan itu yang disebut volatilitas.

Sepanjang 2017, volatilitas mata uang dunia memang agak tinggi. Pasalnya tahun lalu dolar AS seakan menjadi mata uang yang melemah sendirian sehingga banyak mata uang yang menguat terhadap greenback.

Pada 2016, dolar AS adalah mata uang paling kuat di dunia. Sebab, AS boleh dibilang menjadi satu-satunya negara maju yang menerapkan kebijakan moneter ketat dengan menaikkan suku bunga sejak akhir 2015. Kala itu negara-negara lain tengah menjalani periode kebijakan moneter ultra longgar dengan pemangkasan suku bunga acuan, yang di beberapa negara bahkan sampai negatif.

AS berani menaikkan suku bunga karena pemulihan ekonominya sudah terlihat. Negeri Paman Sam memang menjadi biang keladi krisis keuangan global 2008 dan terkena dampak paling parah. Namun AS menjadi salah satu yang paling cepat pulih sementara negara-negara lain masih berupaya bangkit.

Namun selepas 2016 situasi berbalik. Sinyal pemulihan ekonomi mulai terlihat di Eropa dan Jepang. Mereka pun mulai mengambil ancang-ancang menaikkan suku bunga.

Akibatnya, investor kini tidak lagi melihat dolar AS sebagai tempat menanamkan uang. Dana lebih tersebar ke berbagai negara, tidak lagi terkonsentrasi di negeri Paman Sam. Ini yang menyebabkan dolar AS terus tertekan sejak tahun lalu, dan berlanjut hingga sekarang.

Aura penguatan juga terjadi terhadap mata uang kawasan. Sepanjang setahun terakhir, mata uang Asia cenderung menguat terhadap dolar AS, bahkan cukup signifikan. Penguatan riggit, misalnya, mencapai lebih dari 12%.

Menelusuri Volatilitas Rupiah Vs Dolar AS Tim Riset CNBC Indonesia


Penguatan signifikan ini yang menyebabkan volatilitas mata uang regional terlihat agak tinggi. Di sinilah yang menjadi tugas bank sentral, yaitu menjaga stabilitas nilai tukar.

Ketika kurs bergerak dengan volatilitas tinggi alias liar, maka pelaku ekonomi jadi sulit menentukan arah. Pemerintah dan dunia usaha usaha akan sulit membuat perencanaan anggaran, sehingga eksekusinya jadi berantakan. Bila menyangkut anggaran negara, maka kredibilitasnya akan turun sehingga menjadi sentimen negatif di pasar.

Memang tidak ada ketentuan baku mengenai toleransi volatilitas mata uang. Namun setiap bank sentral pasti akan berupaya menjaga volatilitas kurs serendah mungkin agar aktivitas ekonomi bisa berjalan lancar.

BI tak memungkiri, pergerakan rupiah dalam beberapa hari belakangan memang sedikit tertekan. Bahkan, bank sentral mencatat volatilitas rupiah secara year to date berada di angka 7%.

“Ini menunjukan kondisi pasar uang Indonesia yang sebenarnya,” katanya.

Meski demikian, otoritas moneter mencatat, dana asing yang masuk Indonesia masih cukup besar meskipun sempat terjadi arus modal keluar sebesar Rp 4 triliun. Total dana asing yang masuk ke Indonesia sejak awal tahun sampai 20 Januari mencapai Rp 40 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(dru) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular