
Alan Greenspan: Ada Bubble di Pasar Saham dan Obligasi
Ester Christin Natalia, CNBC Indonesia
02 February 2018 15:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Alan Greenspan, mantan Gubernur Bank Sentral AS (The Fed), memberi peringatan tentang pasar keuangan.
(hps) Next Article Aset Capai Rp101 T, Intip Perayaan Digital 51 Tahun Bank Mega
“Menurut saya ada dua penggelembungan. Kita memiliki penggelembungan bursa saham dan pasar obligasi,” kata Greenspan di Bloomberg TV seperti dilansir dari CNBC Internasional. “Menurut saya, pada akhirnya penggelembungan pasar obligasi akan menjadi isu kritis,” lanjutnya.
Alan memprediksi akan terjadi peningkatan di suku bunga dan keresahan tentang utang nasional dan defisit anggaran.
“Kita menghadapi proyeksi jangka panjang yang tidak stabil secara fiskal di mana inflasi akan menguasai,” tambah Greenspan.
Lebih lanjut Alan menuturkan, “Sebenarnya saya sangat terkejut ketika di dalam pidato kenegaraan tahunan [State of Union] kemarin semua inisiatif baru tersebut tidak didanai dan menurut saya, saat ini kita menuju sebuah titik di mana pelarian akan berada di peningkatan inflasi. Satu-satunya pertanyaan adalah, kapan?”
Greenspan menyadari level produktivitas tidak terlalu banyak meningkat selama 10 tahun terakhir. Ia juga mengutip penurunan nilai dolar AS dibanding mata uang lain akhir-akhir ini. “Kita bergerak menuju stagflasi,” katanya.
Greenspan secara luas dikenal dunia dengan istilah “kesenangan irasional” lewat pidato yang disampaikan pada American Enterprise Institute pada 1996. Pidato tersebut memberi peringatan tentang level harga aset, yang disampaikan sebelum kejatuhan bursa saham pada 2000.
Alan memprediksi akan terjadi peningkatan di suku bunga dan keresahan tentang utang nasional dan defisit anggaran.
Lebih lanjut Alan menuturkan, “Sebenarnya saya sangat terkejut ketika di dalam pidato kenegaraan tahunan [State of Union] kemarin semua inisiatif baru tersebut tidak didanai dan menurut saya, saat ini kita menuju sebuah titik di mana pelarian akan berada di peningkatan inflasi. Satu-satunya pertanyaan adalah, kapan?”
Greenspan menyadari level produktivitas tidak terlalu banyak meningkat selama 10 tahun terakhir. Ia juga mengutip penurunan nilai dolar AS dibanding mata uang lain akhir-akhir ini. “Kita bergerak menuju stagflasi,” katanya.
Greenspan secara luas dikenal dunia dengan istilah “kesenangan irasional” lewat pidato yang disampaikan pada American Enterprise Institute pada 1996. Pidato tersebut memberi peringatan tentang level harga aset, yang disampaikan sebelum kejatuhan bursa saham pada 2000.
(hps) Next Article Aset Capai Rp101 T, Intip Perayaan Digital 51 Tahun Bank Mega
Most Popular