Bursa Asia Koreksi, Kecewa dengan Kinerja Raksasa IT

Houtmand P Saragih & Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 February 2018 08:27
Disamping itu, imbal hasil (yield) obligasi Pemerintah Amerika Serikat (AS) naik.
Foto: ist
  • Kinerja perusahaan seperti Alphabet, induk usaha Google, tidak sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar.
  • Suku bunga acuan Negeri Paman Sam yang tidak berubah juga mendorong investor asing untuk mencari aset-aset di luar dolar AS.
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama Asia, pagi ini mayoritas dibuka terkoreksi merespons laporan keuangan perusahaan teknologi yang kurang memuaskan. Disamping itu, imbal hasil (yield) obligasi Pemerintah Amerika Serikat (AS) naik.

Bursa saham Jepang pada perdagangan pagi ini berada di zona merah, dimana indeks Nikkei turun 0,97%%. Indeks Hang Seng turun 0,75%, indeks Shanghai turun 0,97%, indeks Kospi turun 0,90% dan indeks Strait Time naik 0,37%.
 
Indeks di bursa AS, Wall Street, ditutup bervariasi. Indeks Dow Jones menguat 0,14%, tetapi indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq terkoreksi 0,06% dan 0,35%.
 
Bursa saham AS kalah melawan pasar obligasi yang semakin menarik seiring peningkatan imbal hasil (yield). Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun mencapai 2,75%. Selama 2018, yield sudah naik 27,56%.
 
Kenaikan yield obligasi pemerintah AS dipicu oleh perekonomian dunia yang diperkirakan semakin membaik. Suku bunga acuan Negeri Paman Sam yang tidak berubah juga mendorong investor asing untuk mencari aset-aset di luar dolar AS. Ini mendorong yield obligasi ke atas.
 
Data ketenagakerjaan yang lebih baik tidak mampu menjadi energi positif bagi Wall Street. US Labor Department dalam laporan awalnya menyebutkan klaim tunjangan tunakarya di AS pada Januari 2018 sebesar 230.000. Lebih rendah dibandingkan konsensus pasar yang mencapai 238.000.
 
Harga minyak dunia (WTI) tercatat naik 0,7% menjadi US$ 66,28 dan harga emas turun 0,1% ke level US$ 1.347,68 per ons. Harga tembaga naik 0,5% ke level harga US$ 7.119 per metrik ton.


(hps/hps) Next Article Aset Capai Rp101 T, Intip Perayaan Digital 51 Tahun Bank Mega

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular