Bursa Asia

Khawatir Suku Bunga The Fed Naik, Bursa Utama Asia Tertekan

Houtmand P Saragih & Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
31 January 2018 08:29
Sentimen tersebut memicu investor untuk sementara beralih ke pasar obligasi, dimana yield sedang naik.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam dua hari berturut pada saham utama Asia pada awal perdagangan melemah, menyusul kekhawatiran pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve), atau Fed Fund Rate. Sentimen tersebut memicu investor untuk sementara beralih ke pasar obligasi, khususnya obligasi AS, dimana yield sedang naik.

Setengah jam sebelum bursa domestik dibuka, Bursa saham Jepang pada perdagangan pagi ini melemah, dimana indeks Nikkei terkoreksi 0,11%. Indeks Hang Seng pagi ini terpantau turun 1,09%, indeks Shanghai turun 0,99%, indeks Kospi menguat 0,15% dan indeks Strait Time turun 0,38%.

Dari Amerika Serikat (AS) bursa saham Wall Street juga mengalami tekanan. Indeks Dow Jones terpangkas 1,37% ke 26.076,89, S&P 500 terkoreksi 1,09% ke 2.822,43, dan Nasdaq melemah 0,86% menjadi 7.402,48.
 
Wall Street sudah dua hari berturut-turut mengalami koreksi dalam. Pada perdagangan sebelumnya, Dow Jones melemah 0,67%, S&P 500 turun 0,67%, dan Nasdaq berkurang 0,52%.
 
Pasar saham AS tertekan karena investor beralih ke obligasi. Imbal hasil (yield) obligasi negara AS naik ke level tertinggi sejak 2014 dengan menyentuh 2,73%.
 
Investor sepertinya mengambil posisi menunggu pengumuman suku bunga acuan AS dan data ketenagakerjaan yang diumumkan dalam waktu dekat. Ada kekhawatiran bank sentral AS akan agresif dalam menaikkan suku bunga bila ada indikasi ekonomi pulih dengan cepat.

Data yang dirilis hari ini dan akan menjadi perhatian investor, diantaranya PMI China, tingkat kepercayaan konsumen Jepang dan tingkat kepercayaan bisnis Singapura.
(hps) Next Article Bursa Asia Mixed, Hang Seng - Shang Hai Kompak Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular