
Rekor Pecah Lagi, Laju Wall Street Tak Tertahan
Shuliya Ratanavara, CNBC Indonesia
27 January 2018 09:19

- Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq capai rekor pentupan tertinggi pada penutupan Jumat
- AbbVie, Honeywell, Intel, dan Rockwell adalah perusahaan-perusahaan terbaru yang melaporkan kinerja keuangan lebih baik dari ekspektasi pasar
Indeks Dow Jones menguat 223,92 poin atau 0,85% ke level 26,616,71 poin ini mengukir rekor baru lagi. Indeks S&P 500 yang menguat 1,2% mencapai rekor tertingginya ke level 2,872,87 poin. Penguatan tersebut didorong oleh kinerja sektor jaminan kesehatan dan teknologi. Indeks Nasdaq juga mencatatkan rekor barunya setelah ditutup menguat 1,3% di level 7.505,77 poin.
![]() |
Sesi perdagangan Jumat menjadi hari perdagangan terbaik bagi Nasdaq sejak 2 Januari. Penguatan ini juga mengikuti tren penguatan indeks-indeks dunia yang dalam sepekan terakhir menguat 2%.
Sejumlah korporasi besar seperti, AbbVie, Honeywell, Intel, dan Rockwell merupakan beberapa perusahaan yang tercatat melaporkan kinerja keuangan perusahaan lebih baik dari ekspektasi pasar. Harga saham perusahaan-perusahaan tersebut mengalami peningkatan.
Secara keseluruhan, laporan keuangan kuartal empat 2017 menunjukan performa kinerja perusahaan yang baik. Hal ini bisa tercermin dari perusahaan-perusahaan yang sahamnya masuk ke indeks S&P 500 yang sudah melaporkan kinerja akhir tahunnya, 80% di antaranya melaporkan laba yang lebih baik dari ekspektasi pasar. Sementara 82% di antaranya melaporkan pendapatan yang lebih baik dari ekspektasi pasar.
“Tingkat pertumbuhan ini sebaik perkiraan kami kepada 133 perusahaan dalam lima tahun terakhir. Yang terpenting, estimasi EPS pada kuartal 1 2018 meningkat dan itu adalah pertama kalinya kita melihat agregat estimasi EPS S&P 500 terus meningkat dalam musim laporan kuartalan perseroan dalam tujuh tahun terakhir,” ” kata CEO The Earnings Scout Nick Raich seperti dilansir dari CNBC Internasional.
Di sisi lain, Wall Street juga mulai mencerna data-data ekonomi Amerika Serikat, Jumat lalu. Departemen Perdagangan Amerika Serikat mencatatkan pertumbuhan 2,6% selama kuartal IV 2017. Capaian itu lebih rendah dibandingkan dengan poling konsensus Reuters yang mengharapkan pertumbuhan sebesar 3%.
“Angka tersebut tentunya mengecewakan karena pertumbuhan 3% itu sudah menjadi semacam normal yang baru,” kata Vice President of Investment Strategy E-trade Mike Loewengart seperti dilansir dari CNBC Internasional.
Sementara itu, permintaan barang-barang tahan lama meningkat 2,9% pada Desember 2017. Menurut Departemen Perdagangan AS, angka tersebut jauh lebih tinggi dari perkiraan para ekonom di kisaran 0,8%.
Meski demikian, nilai dolar AS melemah 0,4% seiring dengan tren pelemahannya sepanjang minggu. Total pelemahan dolar AS sepanjang minggu mencapai 1,5%. Hal ini disebabkan pernyataan Sekretaris Bendahara AS Steven Mnuchin di World Economic Forum, Davos, Swiss, Rabu (24/01) lalu.
Pada kesempatan itu ia mengatakan ia menyambut baik pelemahan dolar AS karena diharapkan dapat mendorong pertumbuhan perdagangan AS. Hasilnya kini dolar AS mencapai titik terendahnya dalam tiga tahun terakhir.
(hps) Next Article Sektor Perbankan Nanjak Lagi, Wall Street Melesat Lagi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular