AALI, Saham Grup Astra yang Keluar dari Jajaran Blue Chip

Shuliya Ratanavara, CNBC Indonesia
26 January 2018 13:49
Saham PT Astra Agro Letari Tbk (AALI) terdepak dari daftar indeks LQ45 periode Februari-Juli 2018.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia – Saham PT Astra Agro Letari Tbk (AALI) terdepak dari daftar indeks LQ45 periode Februari-Juli 2018. Hal tersebut cukup mengejutkan, pasalnya AALI salah satu produsen crude palm oil (CPO) dengan kinerja yang cukup baik dan merupakan salah satu anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) yang punya reputasi cukup baik di mata investor.

Apalagi AALI memiliki kinerja yang cukup baik dengan torehan laba bersih Rp 1,41 triliun sampai kuartal III 2017.

Head of Research Investa Saran Mandiri Hans Kwee menjelaskan pertimbangan untuk suatu saham masuk ke dalam indeks LQ45 bukanlah kinerja perseroan, tapi karena likuiditas saham. “Mungkin dari likuiditas, AALI berada di bawah. Jadi enggak terkait dengan saham yang kinerjanya bagus atau eggak,” kata Hans kepada CNBC Indonesia, Jumat (26/01).

Selain itu, Hans juga menjelaskan penentuan indeks LQ45 itu berdasarkan kajian terhadap saham-saham selama enam bulan ke belakang. Ia mengatakan selama enam bulan terakhir saham-saham CPO seperti AALI memang tidak terlalu bagus. “Kinerja saham (penghasil crude palm oil/CPO) CPO tahun kemarin yang paling jelek,” katanya.

Penyebabnya, kata Hans, harga CPO yang tidak terlalu bagus. Sehingga berdampak pada kinerja perseroan dan minat investor terhadap saham tersebut. Sepanjang 2017, harga CPO turun 24% menjadi US$ 2.444/ton, dari US$ 3.218/ton pada akhir 2016.

Berdasarkan data yang dihimpun CNBC Indonesia, memang saham AALI mengalami penurunan yang signifikan selama enam bulan terakhir. Setelah sempat menembus kisaran harga Rp 15.500 pada Agustus 2017 harga saham emiten CPO ini terus turun hingga mencapai Rp 12.900 sampai perdagangan IHSG sesi I, Jumat (26/01), ditutup.

Meski demikian, ia mengatakan tahun ini kinerja saham sektor CPO akan mengalami perbaikan. Menurutnya hal tersebut disebabkan oleh perbaikan harga CPO seiring dengan perbaikan harga komoditas. “(Harga) CPO akan bergerak naik, tapi tidak akan signifikan. Kenaikan harga CPO sekitar 10%-15% tahun ini, terutama pada kuartal I 2018,” jelas Hans.

Proyeksi yang sama juga disampaikan oleh Analis Valbury Asia Nico Omer. Menurut Nico, saham emiten CPO masih akan tumbuh selama lima tahun ke depan. Menurut Nico juga keadaan dolar Amerika Serikat yang masih akan terpuruk dalam jangka panjang juga menjadi katalis perbaikan harga komoditas termasuk CPO.

Selain itu, Nico juga mengatakan valuasi saham CPO ini masih cukup murah. Sehingga seharusnya masih mempunyai ruang untuk tumbuh.

Kinerja Positif
Di lihat dari segi kinerja, Astra Agro Lestari tercatat mengalami peningkatan kinerja operasional. Hal ini terlihat dari peningkatan produksi CPO sebesar 5,8% menjadi 1,63 juta ton pada 2017 dari sebelumnya 1,54 juta ton pada 2016.

Peningkatan produksi CPO disebabkan oleh peningkatan produktivitas dari kebun inti maupun kebun plasma, termasuk salah satunya adalah produksi dari petani mitra. Kondisi ini didukung juga oleh faktor cuaca yang cukup kondusif sepanjang tahun 2017.

Di samping itu, produksi tandan buah segar (TBS) dari perkebunan inti dan plasma juga mengalami peningkatan 7,2% dari 4,87 juta ton pada tahun 2016 menjadi 5,22 juta ton pada tahun 2017. Selain itu, perseroan juga diuntungkan dengan perbaikan harga CPO menjadi Rp 8,271/kg pada 2017 dibandingkan Rp 7.768/kg.

Adapun perseroan berencana untuk melakukan ekspansi dengan membangun 1 pabrik kelapa sawit di Kalimantan Selatan tahun ini. Pabrik tersebut akan memiliki kapasitas produksi sebesar 45 ton per jam yang nantinya bisa ditingkatkan sampai dengan 60 ton per jam.

Pembangunan PKS baru ini ditujukan untuk mengolah hasil kebun inti baru yang akan masuk ke usia tanaman menghasilkan di tahun 2019 serta menangkap peluang peningkatan pasokan TBS dari perkebunan plasma maupun mandiri yang ada disekitarnya.
(hps) Next Article Aset Capai Rp101 T, Intip Perayaan Digital 51 Tahun Bank Mega

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular