Bursa Asia Dibuka Bervariasi Merespons Pelemahan Dolar AS
25 January 2018 08:25

- Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross di World Economic Forum. Ross menyebutkan bahwa saat ini dalam praktiknya perang dagang telah terjadi.
- Perusahaan-perusahaan besar dunia melaporkan kinerja yang meningkat signifikan, menambah gairah investor.
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama asia pagi ini pada awal perdagangan dibuka bervariasi. Perhatian investor tertuju pada pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang terus melemah terhadap mata uang negara-negara lain dan harga minyak dunia yang berada pada level tertinggi sejak Desember 2014.
Bursa saham Jepang pada perdagangan pagi ini bergerak pada teritori negatif, indeks Nikkei terkoreksi 0,51%, setelah pada perdagangan hari sebelumnya menguat. Indeks Hang Seng pagi ini terpantau menguat tipis 0,09%, indeks Shanghai menguat 0,37, indeks Kospi menguat 0,42% dan indeks Strait Time menguat 0,48%.
Pasar saham AS, pada perdagangan dini hari tadi ditutup variatif. Dow Jones naik 0,16% ke 26.252,12, S&P 500 terkoreksi 0,06% ke2.837,54, dan Nasdaq melemah 0,61% ke 7.415,06.
Salah satu faktor yang menjadi pemberat Wall Street adalah pernyataan Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross di World Economic Forum. Ross menyebutkan bahwa saat ini dalam praktiknya perang dagang telah terjadi.
Ross juga menyatakan bahwa pemerintah Negeri Paman Sam akan melakukan investigasi terhadap pelanggaran hak atas kekayaan intelektual yang dilakukan China. pernyataan Ross ini menekann saham-saham teknologi.
Namun, Wall Street diperkirakan bisa lekas pulih seiring bagusnya kinerja emiten. Dari 88 emiten S&P 500 yang sudah menyampaikan laporan keuangan, 78,4% melampaui perkiraan pasar.
Data-data ekonomi yang akan menjadi perhatian investor diantaranya, pengumuman suku bunga acuan oleh Bank Sentral Malaysia dan pengumuman data perdagangan Hong Kong.
Artikel Selanjutnya
Dibayangi Kasus Khashoggi, Bursa Asia Menghijau
(hps)