Bursa Utama Asia Bergerak Bervariasi Pagi Ini
24 January 2018 08:19

- Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan perekonomian dunia tumbuh meyakinkan 3,9% pada 2018 dan 2019.
- Dolar AS juga masih melanjutkan tren pelemahan. Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS dibandingkan enam mata uang utama dunia, melemah 0,32% ke 90,11. ini merupakan titik terendah dalam 3 tahun terakhir.
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama Asia pagi ini pada awal perdagangan dibuka bervariasi, dengan kecenderungan mayoritas menguat. Sebagian besar investor di pasar saham Asia masih cenderung optimistis dengan kinerja perusahaan besar di Asia yang diprediksi akan menyampaikan laporan keuangan yang lebih baik dibandingkan tahun lalu.
Indeks Nikkei, pasar saham terbesar di Asia terkoreksi 0,32%, setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak 1991 pada perdagangan kemarin. Indeks Hang Seng saat pembukaan menguat signifiksn 1,66%, demikian pula indeks Shanghai menguat 1,29%, indeks Kospi naik 0,04% dan indeks Straits Times menguat 0,63%.
Sementara itu, pasar saham Amerika Serikat di Wall Street ditutup variatif (mixed) setelah sebelumnya menguat cukup signifikan. Indeks Dow Jones terkoreksi tipis 0,01% ke 26.210,81 poin, indeks S&P 500 menguat 0,22% ke 2.839,14 poin, dan indeks Nasdaq naik 0,71% ke 7.460,29 poin.
Harga minyak jenis brent menguat signifikan kemarin dan sempat menembus level US$ 70/barel, meski kemudian kembali terkoreksi. Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan perekonomian dunia tumbuh meyakinkan 3,9% pada 2018 dan 2019. Perekonomian dunia yang semakin membaik artinya akan meningkatkan permintaan terhadap energi, termasuk minyak dan produk turunannya.
Namun kenaikan harga minyak sedikit tertahan oleh kenaikan cadangan minyak AS sebanyak 4,8 juta barel pada pekan lalu. Per 18 Januari 2018, cadangan minyak Negeri Paman Sam tercatat sebanyak 412,7 juta barel.
Dolar AS juga masih melanjutkan tren pelemahan. Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS dibandingkan enam mata uang utama dunia, melemah 0,32% ke 90,11. ini merupakan titik terendah dalam 3 tahun terakhir.
Pelemahan dolar AS disebabkan pemulihan ekonomi global yang kini lebih merata, sehingga aliran modal tidak hanya terpusat ke AS. Bahkan investor kini bersemangat menantikan hasil pertemuan Bank Santral Uni Eropa (ECB) pada Kamis.
Pengumuman data Japan Nikkei Manufacturing Flash PMI dan inflasi Malaysia akan menjadi perhatian investor di bursa domestik hari ini.
Artikel Selanjutnya
Xi Jinping dan Trump "Berdamai", Bursa Asia Dibuka Hijau
(hps)