Asia Sambut Positif Berakhirnya Penghentian Pemerintahan AS

Houtmand P Saragih & Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 January 2018 08:17
Investor tampaknya mengapresiasi langkah parlemen Amerikas Serikat yang ingin mengakhiri penghentian operasional pemerintah (Government Shutdown).
Foto: detik.com
  • Perkembangan positif di AS bisa menjadi energi yang memperkuat bursa Asia.
  • Potensi gangguan produksi di Libya dan Nigeria karena gangguan keamanan juga menjadi faktor yang menaikkan harga minyak.
Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja pasar saham utama Asia pagi ini dibuka mayoritas menguat. Investor tampaknya mengapresiasi langkah parlemen Amerikas Serikat yang ingin mengakhiri penghentian operasional pemerintah (Government Shutdown).

Setengah jam sebelum pembukaan pasar saham domestik, indeks Nikkei menguat 0,57%. Indeks Hang Seng saat pembukaan menguat 0,43%, indeks Shanghai menguat 0,39%, indeks Kospi naik 0,40% dan indeks Straits Times menguat 0,41%.

Kesepakatan untuk segera mengakhiri penutupan pemerintahan menjadi katalis penguatan Wall Street. Dow Jones menguat 0,55% ke 26.214,6, S&P 500 naik 0,81% ke 2.832,97, dan Nasdaq bertambah 0,98% ke 7.408,03.
 
Perkembangan positif di AS bisa menjadi energi yang memperkuat bursa Asia, termasuk Indonesia. Dengan segera berakhirnya penutupan pemerintahan AS, maka investor bisa melakukan aktivitas tanpa perlu memikirkan potensi risiko. 
 
Kenaikan harga minyak yang masih berlanjut mendekati level tertinggi dalam tiga tahun terakhir, sehingga patut dicermati apakah harga minyak kembali menjadi pendorong kinerja saham-saham pertambangan dan energi.
 
Konsensus pasar yang dihimpun Reuters menyebutkan bahwa harga rata-rata minyak pada 2018 diperkirakan berada di US$ 55,78/barel (light sweet) dan US$ 59,88/barel (brent). Lebih baik dibandingkan perkiraan sebelumnya yaitu US$ 54,78/barel (light sweet) dan US$ 58,84/barel (brent).
 
Penguatan harga minyak disebabkan oleh patuhnya anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam melaksanakan kesepakatan pemotongan produksi. Potensi gangguan produksi di Libya dan Nigeria karena gangguan keamanan juga menjadi faktor yang menaikkan harga minyak. Selain itu, peningkatan permintaan khususnya dari Asia juga membantu penguatan harga si emas hitam. 


Sejumlah data yang akan perhatikan investor saham di kawasan Asia hari ini diantaranya : pengumuman GDP Filipina, data inflasi Singapura serta data produksi dan penjualan ritel Taiwan.
(hps) Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular