
Jelang Akhir Pekan IHSG Dibuka Menguat
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 January 2018 09:06

- Faktor yang bisa mendukung IHSG adalah suku bunga acuan yang dipertahankan 4,25%
- Harga minyak juga berpotensi naik dan menopang penguatan IHSG. AS melaporkan cadangan minyaknya di 412,7 juta barel, terendah sejak Februari 2015. Pada bulan ini, cadangan minyak AS sudah turun 6,9 juta barel.
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jelang akhir pekan dibuka menguatIHSG dibuka menguat 0,15% ke level 6.482,49 poin, sejalan dengan penguat pasar saham regional. Rally IHSG masih berpotensi berlanjut, meskipun pasar saham Amerika Serikat (AS) berhenti mencetak rekor baru lagi dini hari tadi.
Pasar saham utama Asia pagi ini dibuka mayoritas cenderung menguat, meskipun tipis. Setengah jam sebelum pembukaan pasar saham domestik, indeks Nikkei menguat 0,17%. Indeks Hang Seng saat pembukaan menguat 0,43%, indeks Shanghai menguat 0,87%, indeks Kospi menguat tipis 0,09% dan indeks Straits Times terkoreksi 0,58%.
Dari bursa AS, pasar saham di Wall Street terhenti mencetak rekor tertinggi dan sejenak merealisasikan keuntungan. Indeks Dow Jones terkoreksi 0,37% ke 26.017,81 poin, S&P 500 turun 0,16% ke 2.798,03 poin, dan Nasdaq melemah 0,03% menjadi 7.296,05 poin.
Salah satu pemicu koreksi Wall Street, yaitu penurunan harga saham Boeing yang anjlok 3,09%. Saham-saham sektor utilitas dan real estat juga membebani bursa dengan pelemahan masing-masing 0,62% dan 0,98%. Beruntung, laporan kinerja perusahaan-perusahaan di AS cukup memuaskan, sehingga bisa menahan laju koreksi.
Misalnya, Morgan Stanley melaporkan laba di kuartal IV-2017 sebesar US$ 1,68 miliar atau laba per saham (EPS) 84 sen. Lebih baik dibandingkan estimasi pasar yaitu EPS di 77 sen.
Sentimen negatif yang menekan bursa AS, yaitu alotnya pembicaraan mengenai anggaran adalah di pos perlindungan sosial untuk anak-anak imigran yang sudah ada sejak pemerintahan Barrack Obama. Partai Demokrat ingin program ini dipertahankan, tetapi Partai Republik berpandangan harusnya perlindungan sosial merupakan rencana jangka panjang, bukan sekedar program adhoc seperti saat ini.
BI menyebutkan transmisi kebijakan moneter, di mana suku bunga acuan sudah turun 200 basis poin sejak Januari 2016, belum optimal. Oleh karena itu, patut dicermati sejauh mana emiten perbankan merespons kebijakan BI.
Harga minyak juga berpotensi naik dan menopang penguatan IHSG. AS melaporkan cadangan minyaknya di 412,7 juta barel, terendah sejak Februari 2015. Pada bulan ini, cadangan minyak AS sudah turun 6,9 juta barel.
Kenaikan harga minyak juga bisa dipicu oleh situasi di Venezuela. Negara kaya minyak di Amerika Selatan ini memang tengah mengalami gejolak ekonomi-sosial-politik.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) melaporkan produksi minyak di Venezuela pada 2017 adalah 2,07 juta barel per hari, turun 13% dari tahun sebelumnya. Produksi minyak Venezuela mencatatkan rekor terendah dalam 28 tahun terakhir.
Sementara hal yang bisa mengancam pergerakan IHSG adalah aksi ambil untung (profit taking) seperti yang terjadi di Wall Street pagi ini. Apalagi mengingat sepanjang pekan ini IHSG selalu ditutup di zona hijau.
Peristiwa-peristiwa yang akan terjadi hari ini antara lain:
- Menko Perekonomian Darmin Nasution dan sejumlah menteri Kabinet Kerja mengadakan rapat koordinasi membahas kebutuhan garam industri (09.00 WIB). Dilanjutkan dengan rapat koordinasi tentang peremajaan sawit.
- Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan sejumlah menteri Kabinet Kerja akan mengadakan rapat mengenai pembangunan Bandara Kertajati (17.30 WIB).
(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Most Popular