
Internasional
Reli Wall Street Terhenti
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
19 January 2018 06:06

New York, CNBC Indonesia - Wall Street ditutup melemah pada perdagangan hari Kamis (18/1/2018) karena pelemahan di sektor industri dan sektor lain yang sensitif terhadap suku bunga tidak mampu ditutupi oleh kenaikan tipis saham-saham teknologi.
Dow Jones Industrial Average turun 97,84 poin atau 0,37% ke 26.017,81 sementara S&P 500 kehilangan 4,53 poin atau 0,16% menjadi 2.798,03. Nasdaq Composite melemah 2,23 poin atau 0,03% menjadi 7.296,05.
Sektor alat berat dan properti turun masing-masing 0,6% dan 1%. Dua sektor yang lekat dengan obligasi tersebut jatuh setelah imbal hasil surat utang negara Amerika Serikat (AS) bertenor 10 tahun menyentuh level tertingginya dalam 10 bulan terakhir, dilansir dari Reuters.
“Kita akan terus melihat tarik-menarik antara berapa cepat perekonomian akan tumbuh dan seberapa cepat suku bunga acuan akan naik,” kata Kate Warne, investment strategist di Edward Jones. “Hal itu sepertinya akan memicu lebih banyak ketidakstabilan di 2018 dibandingkan yang terjadi tahun 2017.”
Para investor masih mengamati laporan keuangan perusahaan tercatat. Hal itu terlihat dari meningkatnya valuasi beberapa saham.
“Ada antusiasme yang tinggi mengenai akibat reformasi pajak dan repatriasi,” kata Michael O‘Rourke, chief market strategist di JonesTrading. “Yang terjadi hari ini hanyalah sedikit konsolidasi setelah kenaikan yang kuat [beberapa hari lalu].”
Kemungkinan pemerintah AS menghentikan kegiatannya secara sementara akibat ketiadaan anggaran juga menghantui Wall Street walaupun Warne berpendapat bahwa akibatnya akan lebih terasa bila kesepakatan tidak juga tercapai hingga hari Jumat.
Kongres AS melakukan pemungutan suara hari Kamis untuk mempercepat pembahasan rancangan undang-undang yang akan memperpanjang pemberian dana secara sementara. Pemerintah AS saat ini bekerja menggunakan perpanjangan pendanaan sementara yang ketiga sejak tahun fiskal 2018 dimulai pada 1 Oktober tahun lalu.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Dow Jones Industrial Average turun 97,84 poin atau 0,37% ke 26.017,81 sementara S&P 500 kehilangan 4,53 poin atau 0,16% menjadi 2.798,03. Nasdaq Composite melemah 2,23 poin atau 0,03% menjadi 7.296,05.
Sektor alat berat dan properti turun masing-masing 0,6% dan 1%. Dua sektor yang lekat dengan obligasi tersebut jatuh setelah imbal hasil surat utang negara Amerika Serikat (AS) bertenor 10 tahun menyentuh level tertingginya dalam 10 bulan terakhir, dilansir dari Reuters.
Para investor masih mengamati laporan keuangan perusahaan tercatat. Hal itu terlihat dari meningkatnya valuasi beberapa saham.
“Ada antusiasme yang tinggi mengenai akibat reformasi pajak dan repatriasi,” kata Michael O‘Rourke, chief market strategist di JonesTrading. “Yang terjadi hari ini hanyalah sedikit konsolidasi setelah kenaikan yang kuat [beberapa hari lalu].”
Kemungkinan pemerintah AS menghentikan kegiatannya secara sementara akibat ketiadaan anggaran juga menghantui Wall Street walaupun Warne berpendapat bahwa akibatnya akan lebih terasa bila kesepakatan tidak juga tercapai hingga hari Jumat.
Kongres AS melakukan pemungutan suara hari Kamis untuk mempercepat pembahasan rancangan undang-undang yang akan memperpanjang pemberian dana secara sementara. Pemerintah AS saat ini bekerja menggunakan perpanjangan pendanaan sementara yang ketiga sejak tahun fiskal 2018 dimulai pada 1 Oktober tahun lalu.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular