
Rushuffle dan Gerak IHSG
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 January 2018 08:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan akan merombak susunan menteri di Kabinet Kerja. Ini merupakan kali keempat Jokowi melakukan kocok ulang atau reshuffle kabinet.
Reshuffle kali ini disebut-sebut terkait posisi dua menteri yaitu Menteri Sosial dan Menteri Perindustrian. Khofifah Indar Parawansa memilih bertarung di pemilihan gubernur Jawa Timur, sementara Airlangga Hartarto belum lama ini terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Alasan itu cukup untuk membuat keduanya harus hengkang dari Kabinet Kerja.
Reshuffle hari ini merupakan kali keempat selama kepemimpinan Jokowi. Pertama adalah pada 12 Agustus 2015, dengan susunan sebagai berikut:
1. Darmin Nasution (Menko Perekonomian) menggantikan Sofjan Djalil.
2. Rizal Ramli (Menko Kemaritiman) menggantikan Indroyono Susilo.
3. Luhut Binsar Panjaitan (Menko Polhukam) menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno.
4. Thomas Trikasih Lembong (Menteri Perdagangan) menggantikan Rachmat Gobel.
5. Sofyan Djalil (Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional) menggantikan Andrinof Chaniago).
6. Pramono Anung (Sekretaris Kabinet) menggantikan Andi Widjajanto.
Kala reshuffle jilid I dilakukan, pasar tidak terlalu merespons. Bahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sampai 3,1% ke 4.479,49.
Reshuffle tidak mampu mengalahkan sentimen negatif regional, di mana kala itu China sedang melakukan devaluasi mata uang. Pasar global merespons kebijakan tersebut dengan negatif, dan dampaknya sampai ke Indonesia. Susunan baru kabinet tidak mampu mengangkat kepercayaan diri investor.
Reshuffle jilid II terjadi pada 27 Juli 2016. Berikut susunannya:
1. Luhut Binsar Panjaitan (Menko Kemaritiman) menggantikan Rizal Ramli.
2. Bambang Brodjonegoro (Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional) menggantikan Sofyan Djalil.
3. Sofyan Djalil (Menteri Agraria dan Tata Ruang) menggantikan Ferry Mursyidan Baldan.
4. Thomas Trikasih Lembong (Kepala BKPM) menggantikan Franky Sibarani.
5. Wiranto (Menko Polhukam) menggantikan Luhut Binsar Panjaitan.
6. Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan) menggantikan Bambang Brodjonegoro.
7. Eko Putro Sandjojo (Menteri Desa dan PDTT) menggantikan Marwan Jafar.
8. Budi Karya Sumadi (Menteri Perhubungan) menggantikan Ignasius Jonan.
9. Muhadjir Effendy (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) menggantikan Anies Baswedan.
10. Enggartiasto Lukita (Menteri Perdagangan) menggantikan Thomas Trikasih Lembong.
11. Airlangga Hartarto (Menteri Perindustrian) menggantikan Saleh Husin.
12. Arcandra Tahar (Menteri ESDM) menggantikan Sudirman Said.
13. Asman Abnur (Men PANRB) Yuddy Chrisnandi.
Tidak seperti jilid I, pasar sangat antusias menyambut reshuffle kali ini. Penyebabnya tidak lain adalah kembalinya Sri Mulyani di jajaran kabinet.
Pasar meyakini Sri Mulyani dengan kemampuan dan pengalamannya akan mampu membawa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi lebih kredibel. Sebelumnya, pasar menyoroti kinerja APBN karena beberapa kali terjadi pelebaran defisit akibat penerimaan pajak yang sangat jauh dari target.
Faktor Sri Mulyani tersebut sangat mewarnai IHSG. Pada penutupan 27 Juli 2016, IHSG ditutup naik 0,96% ke 5.274,36.
Tidak berselang lama, Archandra mundur dari kabinet karena terpaan isu kewarganegaraan. Posisi Menteri ESDM untuk sementara dirangkap oleh Menko Luhut.
Pada 14 Oktober 2016, Jokowi mengembalikan Jonan ke kabinet dengan jabatan Menteri ESDM. Archandra kembali masuk sebagai Wakil Menteri ESDM.
Reshuffle mini ini mampu mendongkrak IHSG. Saat penutupan, IHSG menguat 1,11% ke 5.359,88. IHSG meninggalkan zona merah di Sesi I setelah pelantikan Jonan dan Archandra.
Bagaimana dengan reshuffle kali ini? Kita tunggu saja.
(aji/aji) Next Article Sinyal Reshuffle Kabinet Kerja Makin Jelas
Reshuffle kali ini disebut-sebut terkait posisi dua menteri yaitu Menteri Sosial dan Menteri Perindustrian. Khofifah Indar Parawansa memilih bertarung di pemilihan gubernur Jawa Timur, sementara Airlangga Hartarto belum lama ini terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Alasan itu cukup untuk membuat keduanya harus hengkang dari Kabinet Kerja.
Reshuffle hari ini merupakan kali keempat selama kepemimpinan Jokowi. Pertama adalah pada 12 Agustus 2015, dengan susunan sebagai berikut:
2. Rizal Ramli (Menko Kemaritiman) menggantikan Indroyono Susilo.
3. Luhut Binsar Panjaitan (Menko Polhukam) menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno.
4. Thomas Trikasih Lembong (Menteri Perdagangan) menggantikan Rachmat Gobel.
5. Sofyan Djalil (Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional) menggantikan Andrinof Chaniago).
6. Pramono Anung (Sekretaris Kabinet) menggantikan Andi Widjajanto.
Kala reshuffle jilid I dilakukan, pasar tidak terlalu merespons. Bahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sampai 3,1% ke 4.479,49.
Reshuffle tidak mampu mengalahkan sentimen negatif regional, di mana kala itu China sedang melakukan devaluasi mata uang. Pasar global merespons kebijakan tersebut dengan negatif, dan dampaknya sampai ke Indonesia. Susunan baru kabinet tidak mampu mengangkat kepercayaan diri investor.
Reshuffle jilid II terjadi pada 27 Juli 2016. Berikut susunannya:
1. Luhut Binsar Panjaitan (Menko Kemaritiman) menggantikan Rizal Ramli.
2. Bambang Brodjonegoro (Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional) menggantikan Sofyan Djalil.
3. Sofyan Djalil (Menteri Agraria dan Tata Ruang) menggantikan Ferry Mursyidan Baldan.
4. Thomas Trikasih Lembong (Kepala BKPM) menggantikan Franky Sibarani.
5. Wiranto (Menko Polhukam) menggantikan Luhut Binsar Panjaitan.
6. Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan) menggantikan Bambang Brodjonegoro.
7. Eko Putro Sandjojo (Menteri Desa dan PDTT) menggantikan Marwan Jafar.
8. Budi Karya Sumadi (Menteri Perhubungan) menggantikan Ignasius Jonan.
9. Muhadjir Effendy (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) menggantikan Anies Baswedan.
10. Enggartiasto Lukita (Menteri Perdagangan) menggantikan Thomas Trikasih Lembong.
11. Airlangga Hartarto (Menteri Perindustrian) menggantikan Saleh Husin.
12. Arcandra Tahar (Menteri ESDM) menggantikan Sudirman Said.
13. Asman Abnur (Men PANRB) Yuddy Chrisnandi.
Tidak seperti jilid I, pasar sangat antusias menyambut reshuffle kali ini. Penyebabnya tidak lain adalah kembalinya Sri Mulyani di jajaran kabinet.
Pasar meyakini Sri Mulyani dengan kemampuan dan pengalamannya akan mampu membawa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi lebih kredibel. Sebelumnya, pasar menyoroti kinerja APBN karena beberapa kali terjadi pelebaran defisit akibat penerimaan pajak yang sangat jauh dari target.
Faktor Sri Mulyani tersebut sangat mewarnai IHSG. Pada penutupan 27 Juli 2016, IHSG ditutup naik 0,96% ke 5.274,36.
Tidak berselang lama, Archandra mundur dari kabinet karena terpaan isu kewarganegaraan. Posisi Menteri ESDM untuk sementara dirangkap oleh Menko Luhut.
Pada 14 Oktober 2016, Jokowi mengembalikan Jonan ke kabinet dengan jabatan Menteri ESDM. Archandra kembali masuk sebagai Wakil Menteri ESDM.
Reshuffle mini ini mampu mendongkrak IHSG. Saat penutupan, IHSG menguat 1,11% ke 5.359,88. IHSG meninggalkan zona merah di Sesi I setelah pelantikan Jonan dan Archandra.
Bagaimana dengan reshuffle kali ini? Kita tunggu saja.
Tim Riset CNBC Indonesia
(aji/aji) Next Article Sinyal Reshuffle Kabinet Kerja Makin Jelas
Most Popular