
Tekanan Menjalar ke Pasar Saham Asia
Hidayat Setiaji & hps, CNBC Indonesia
17 January 2018 08:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham utama bursa Asia pada perdagangan pagi ini cenderung terkoreksi meskipun bursa Hong Kong dan Shanghai menguat. Koreksi bursa saham Amerika Serikat (AS) menjadi sentimen negatif bagi pasar saham utama Asia.
Indeks Nikkei pada pada awal perdagangan pagi ini tercatat turun 0,72%. Indeks Hang Seng saat pembukaan menguat 1,81%, indeks Shanghai menguat 0,77%, indeks Kospi turun 0,34% dan indeks Straits Times terkoreksi 0,07%.
Dari Wall Street, pelemahan terjadi setelah rally panjang. Indeks Dow Jones terkoreksi tipis 0,04% ke 25.792,86, S&P 500 turun 0,35% menjadi 2.776,42, dan Nasdaq melemah 0,51% ke 7.223,69.
Tekanan terhadap Wall Street datang dari saham General Electric yang melemah sampai 2,93%. Pelemahan ini disebabkan penurunan harga minyak.
Sebenarnya Dow Jones sempat bergerak menuju rekor baru yaitu di kisaran 26.000. Namun harga minyak yang terkoreksi menyebabkan saham-saham energi melemah.
Saat Wall Street ditutup, harga minyak jenis light sweet terkoreksi 0,9% ke US$ 63,73/barel, sementara brent turun hingga 1,6% ke US$ 69,15/barel. Sebelumnya harga minyak brent sempat stabil di level US$ 70/barel.
Namun laporan kinerja korporasi mampu menahan koreksi Wall Street sehingga tidak terlalu dalam. Citigroup melaporkan mengalami kerugian sebesar US$ 18 miliar pada kuartal IV-2017.
Meski begitu, pencapaian ini lebih baik dibandingkan estimasi pasar. Laba per saham Citigroup tercatat US$ 1,28 yang lebih tinggi dibandingkan konsensus US$ 1,19.
(hps) Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
Indeks Nikkei pada pada awal perdagangan pagi ini tercatat turun 0,72%. Indeks Hang Seng saat pembukaan menguat 1,81%, indeks Shanghai menguat 0,77%, indeks Kospi turun 0,34% dan indeks Straits Times terkoreksi 0,07%.
Dari Wall Street, pelemahan terjadi setelah rally panjang. Indeks Dow Jones terkoreksi tipis 0,04% ke 25.792,86, S&P 500 turun 0,35% menjadi 2.776,42, dan Nasdaq melemah 0,51% ke 7.223,69.
Tekanan terhadap Wall Street datang dari saham General Electric yang melemah sampai 2,93%. Pelemahan ini disebabkan penurunan harga minyak.
Sebenarnya Dow Jones sempat bergerak menuju rekor baru yaitu di kisaran 26.000. Namun harga minyak yang terkoreksi menyebabkan saham-saham energi melemah.
Saat Wall Street ditutup, harga minyak jenis light sweet terkoreksi 0,9% ke US$ 63,73/barel, sementara brent turun hingga 1,6% ke US$ 69,15/barel. Sebelumnya harga minyak brent sempat stabil di level US$ 70/barel.
Namun laporan kinerja korporasi mampu menahan koreksi Wall Street sehingga tidak terlalu dalam. Citigroup melaporkan mengalami kerugian sebesar US$ 18 miliar pada kuartal IV-2017.
Meski begitu, pencapaian ini lebih baik dibandingkan estimasi pasar. Laba per saham Citigroup tercatat US$ 1,28 yang lebih tinggi dibandingkan konsensus US$ 1,19.
(hps) Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
Most Popular