
Bursa Asia Bersemangat Respons Rekor Wall Street Pekan Lalu
Hidayat Setiaji & Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
15 January 2018 08:31

- Akhir pekan lalu, Wall Street kembali ditutup pada zona hijau dan mencatatkan rekor baru. Indeks Dow Jones ditutup menguat 0,89% ke 25.803,19 poin.
- Data inflasi inti AS (di luar komponen volatile food dan energi) periode Desember 2017 menunjukkan peningkatan sebesar 0,3% secara bulanan, di atas konsensus 0,2% dan lebih baik dari periode sebelumnya yaitu 0,1% secara bulanan.
Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja apik yang ditunjukkan bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street, akan menjadi sentimen positif bagi pasar saham utama Asia hari ini. Pada pembukaan perdagangan pagi ini, mayoritas bursa utama Asia dibuka pada zona hijau.
Indeks Nikkei pada pada awal perdagangan pagi ini tercatat menguat 0,42%. Indeks Hang Seng saat pembukaan menguat 0,94%, indeks Shanghai naik 0,10%, indeks Kospi naik 0,25% dan indeks Straits Times menguat 0,59%.
Akhir pekan lalu, Wall Street kembali ditutup pada zona hijau dan mencatatkan rekor baru. Indeks Dow Jones ditutup menguat 0,89% ke 25.803,19, S&P 500 naik 0,67% ke 2.786,24 poin, dan Nasdaq bertambah 068% menjadi 7.261,06 poin.
Melihat optimisme tersebut, investor tetap memburu saham JPMorgan hingga naik 1,7%. Meskipun laba bersih JPMorgan turun dari US$ 6,73 miliar menjadi US$ 4,23 miliar.
Kemudian, data terbaru memberikan indikasi bahwa ekonomi AS bergerak positif. Data inflasi inti AS (di luar komponen volatile food dan energi) periode Desember 2017 menunjukkan peningkatan sebesar 0,3% secara bulanan, di atas konsensus 0,2% dan lebih baik dari periode sebelumnya yaitu 0,1% secara bulanan.
Harga minyak duni sempat terkoreksi ke level US$ 69,71 per barel. Setelah sempat berada di level harga di atas US 70 dolar per barel pekan lalu.
Hari ini beberapa data yang akan diperhatikan investor di bursa Asia antara lain, neraca perdagangan Indonesia, permintaan peralatan mesin Jepang, dan data penjualan grosir India.
(hps) Next Article Bursa Asia Terbelah oleh Perkembangan China- Amerika, Nikkei Ngacir
Most Popular