Menanti Kejelasan Arah Minyak dan Batu Bara

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
15 January 2018 06:37
Saham dari sektor pertambangan menjadi penggerak pasar saham domestik sehinggga bisa bertahan di zona positif.
Foto: ist
  • Kenaikan harga minyak dan batu bara menjadi stimulus positif bagi investor untuk mengakumulasi saham-saham sektor pertambangan dan energi.
  • Pekan ini, investor akan menantikan kejelasan arah harga kenaikan minya dan batu bara dunia, adakah alasan fundamental yang berpotensi mendorong permintaan kedua komoditas tersebut.
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah terkoreksi dua hari berturut pada perdagangan akhir pekan lalu, sercara keseluruhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetap menguat 0,25% ke level 6,370.65 poin secara mingguan. Saham dari sektor pertambangan menjadi penggerak pasar saham domestik sehinggga bisa bertahan di zona positif.

Secara mingguan, indeks sektor pertambangan pada perdagangan pekan lalu tercatat menguat 5,34% jauh meninggalkan indeks sektoral lainnya. Tercatat menguat berikutnya, yaitu indeks sektor properti dan real estate sebesar 1,90%, indeks sektor perdagangan dan jasa menguat 0,80%, indeks sektor keuangan menguat 0,66%.

Sementara itu, saham-saham dari sektor industri dasar mengalami pelemahan dalam paling dalam yang tampak dari pelemahan indeks sektor ini sebesar 2,32%. Kemudian menyusul koreksi indeks sektor aneka industri sebesar 1,20%. Indeks sektor infrastruktur turun 1,12% dalam sepekan dan indeks sektor manufaktur terkoreksi 0,77%.
Menanti Kejelasan Arah Minyak dan Batu BaraFoto: IDX

Kenaikan harga minyak dunia, yang sudah menyentuh level US$ 70 per barel, serta harga batu bara yang naik 10,64% dalam tiga bulan terakhir. Dimana harganya sudah berada di atas US$ 100 dolar pert ton. Ini menjadi stimulus positif bagi investor untuk mengakumulasi saham-saham sektor pertambangan.

Namun disisi lain, kenaikan harga energi tersebut membuat sebagian investor yang berinvestasi di saham-saham industri dasar, manufaktur, dan aneka industri khawatir sehingga menjual saham-saham dari sektor tersebut. Pasalnya kenaikan harga minyak dunia dan batu bara tersebut berpotensi akan mendorong kenaikan beban operasional emiten dari sektor-sektor tersebut.

Pekan lalu, saham-saham dengan nilai transaksi tertinggi tercatat dari saham perbankan. Dimana saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) ditransaksikan dengan nilai akumulasi sebesar Rp 2,12 triliun. Lalu ada saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang ditransaksikan dengan nilai akumulasi Rp 2,09 triliun dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang ditransaksikan senilai Rp 2,03 triliun.
Menanti Kejelasan Arah Minyak dan Batu BaraFoto: Sumber IDX

Sementara itu, saham-saham dengan akumulasi volume paling besar dalam sepekan tercatat atas saham PT Trada Maritim Tbk (TRAM) sebanyak 5,5 miliar saham. Selanjutnya ada saham PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) sebanyak 4,6 miliar saham dan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sebanyak 4,56 miliar saham.
Menanti Kejelasan Arah Minyak dan Batu BaraFoto: IDX

Kenaikan IHSG pekan lalu yang dipicu oleh sentimen kenaikan harga minyak dan batu bara, menurus kalangan analis, hanya akan berlangsung jangka pendek. Alasannya, tidak ada alasan fundamental seperti permintaan (demand) minyak yang tinggi. Kenaikan harga minyak dan batu bara lebih disebabkan oleh Krisis Iran, memicu spekulasi penurunan produksi minyak dunia.

Pekan ini, investor akan menantikan kejelasan arah harga kenaikan minya dan batu bara dunia. Jika masalah Iran tak kunjung selesai, harga minyak dan batu bara diperkirakan masih akan bergerak pada kisaran yang tak jauh berbeda dari pekan lalu.
(hps/hps) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular