Rupiah Ditutup Menguat, Dolar AS Jatuh ke Rp 13.397/US$
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 January 2018 16:49
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat dan kembali ke level di bawah Rp 13.400/US$.
Reuters pada pukul 16.30 WIB, Kamis (11/1/2018) mencatat dolar AS di pasar spot berada di Rp 13.397/US$ dan sempat jatuh ke level terendahnya di Rp 13.372/US$. Adapun level tertingginya dolar AS berada di Rp 13.440/US$.
Dolar AS melemah terhadap mata uang regional. Terhadap yuan melemah 0,47%, terhadap won melemah 1,06%, terhadap dolar Singapura melemah 0,75%, terhadap rupiah melemah 0,4%, terhadap dolar Taiwan melemah 0,88%, terhadap rupee melemah 0,86%, terhadap ringgit melemah 1,05%, terhadap baht melemah 1,04%.
Yuan menguat tertinggi sejak 9 September 2017 setelah bank sentral China menyatakan akan melonggarkan kontrol terhadap mata uang tersebut. Sementara won mendapat sentimen positif dari transaksi berjalan Korea Selatan yang terus membukukan surplus selama 69 bulan berturut-turut.
Namun hal yang membuat dolar terlihat melemah adalah belum pastinya kebijakan moneter AS ketika akan dipimpin oleh gubernur baru, Jerome Powell. Pelaku pasar masih menebak-nebak kapan dan berapa kali The Federal Reserves akan menaikkan suku bunga acuan.
Selain itu, pengetatan moneter yang juga akan dilakukan oleh Eropa dan Jepang juga membuat AS kini memiliki pesaing. Dolar AS menjadi bukan satu-satunya instrumen yang menarik, karena euro dan yen juga punya potensi penguatan.
Tim Riset CNBC Indonesia
(dru/dru) Next Article Penampakan Kontainer dan Kardus Berisi Uang Baru 10 M
Reuters pada pukul 16.30 WIB, Kamis (11/1/2018) mencatat dolar AS di pasar spot berada di Rp 13.397/US$ dan sempat jatuh ke level terendahnya di Rp 13.372/US$. Adapun level tertingginya dolar AS berada di Rp 13.440/US$.
Dolar AS melemah terhadap mata uang regional. Terhadap yuan melemah 0,47%, terhadap won melemah 1,06%, terhadap dolar Singapura melemah 0,75%, terhadap rupiah melemah 0,4%, terhadap dolar Taiwan melemah 0,88%, terhadap rupee melemah 0,86%, terhadap ringgit melemah 1,05%, terhadap baht melemah 1,04%.
Yuan menguat tertinggi sejak 9 September 2017 setelah bank sentral China menyatakan akan melonggarkan kontrol terhadap mata uang tersebut. Sementara won mendapat sentimen positif dari transaksi berjalan Korea Selatan yang terus membukukan surplus selama 69 bulan berturut-turut.
Namun hal yang membuat dolar terlihat melemah adalah belum pastinya kebijakan moneter AS ketika akan dipimpin oleh gubernur baru, Jerome Powell. Pelaku pasar masih menebak-nebak kapan dan berapa kali The Federal Reserves akan menaikkan suku bunga acuan.
Selain itu, pengetatan moneter yang juga akan dilakukan oleh Eropa dan Jepang juga membuat AS kini memiliki pesaing. Dolar AS menjadi bukan satu-satunya instrumen yang menarik, karena euro dan yen juga punya potensi penguatan.
(dru/dru) Next Article Penampakan Kontainer dan Kardus Berisi Uang Baru 10 M
Most Popular