Rencana China Jual Obligasi AS Tekan Bursa Asia
11 January 2018 08:30

- China berencana mengikuti jejak Jepang untuk memangkas atau menghentikan pembelian obligasi pemerintah AS dengan alasan pasar obligasi AS yang kurang menarik
- China adalah negara asing pemegang obligasi pemerintah AS terbesar, dengan nilai US$ 1,9 triliun per Oktober 2017.
Indeks Nikkei pada pada awal perdagangan pagi ini tercatat terkoreksi 0,25%. Lalu indeks Hang Seng saat pembukaan menguat 0,20%, indeks Shanghai naik 0,23%, indeks Kospi terkoreksi 0,19% dan indeks Straits Times turun 0,02%.
Dari Wall Street, indeks Dow Jones ditutup turun 0,07% ke 25.369,13. S&P 500 terkoreksi 0,11% ke 2.748,23 dan Nasdaq melemah 0,14% ke 7.153,57.
Seperti halnya di Asia, investor di AS pun mengkhawatirkan perkembangan di China. Namun di AS, yang disorot adalah rencana China untuk mengurangi pembelian obligasi negara.
China berencana mengikuti jejak Jepang untuk memangkas atau menghentikan pembelian obligasi pemerintah AS dengan alasan pasar obligasi AS yang kurang menarik. Wacana ini meningkatnya tensi perdagangan antara AS dan China. Namun demikian, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS pun dilaporkan naik hingga mencapai 2,56%, tertinggi dalam 10 bulan terakhir.
Sebagai informasi, saat ini China adalah negara asing pemegang obligasi pemerintah AS terbesar, dengan nilai US$ 1,9 triliun per Oktober 2017. Meskipun demikian, beberapa pengamat menyatakan bahwa manuver China ini cenderung terbatas seiring kebutuhan China untuk menjaga nilai tukar dan menjaga kestabilan likuiditas aset dolar.
Harga minyak pagi ini terpantau berada pada kisaran US$ 63,48 per barel. Masih berada pada level tertingi sejak 2014, ini dipicu oleh Krisis Iran yang belum terselesaikan.
Artikel Selanjutnya
Bursa Asia Dibuka Hijau, Ketakutan Perang di Suriah Reda
(hps/hps)