4 Tanda Anda Baik ke Semua Orang Kecuali ke Diri Sendiri
Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak orang mudah menunjukkan empati, perhatian, dan kebaikan kepada orang lain, namun sulit menerapkannya untuk diri sendiri. Kita sering menganggap menyayangi diri sendiri bukan prioritas, atau merasa belum pantas diberi ruang untuk beristirahat, memaafkan diri, dan bersikap lembut pada diri sendiri.
Riset menunjukkan, self-compassion atau belas kasih pada diri sendiri adalah komponen penting untuk kesehatan mental, bahkan lebih berpengaruh terhadap kesejahteraan dibandingkan empati kepada orang lain. Jika Anda sering kehabisan energi, mudah lelah secara emosional, atau merasa terus-menerus tidak cukup baik, bisa jadi Anda sedang kekurangan self-compassion.
Melansir Forbes, ada empat tanda Anda mungkin lebih peduli pada orang lain daripada diri sendiri, serta apa kata psikologi tentang cara memperbaikinya.
1. Terlalu keras mengkritik diri sendiri
Saat teman melakukan kesalahan, Anda mungkin mudah memberi pelukan, nasihat lembut, atau menenangkannya. Namun saat Anda sendiri yang tersandung, suara dalam kepala berubah menjadi kritikan tajam dan juga jauh lebih sulit memaafkan.
Sebuah studi yang terbit di Mindfulness (2018) menunjukkan, manusia secara alami lebih mudah berbelas kasih pada orang lain dibandingkan diri sendiri. Padahal, self-compassion justru lebih kuat kaitannya dengan kesehatan mental, emosi positif, dan risiko depresi yang lebih rendah.
2. Selalu menomorsatukan kebutuhan orang lain, di atas kebutuhan diri sendiri
Mereka yang kurang memiliki belas kasih pada diri sendiri cenderung memaksakan diri untuk selalu ada bagi orang lain. Anda mungkin sulit menolak permintaan, mudah merasa harus membantu, bekerja melewati batas wajar, atau mengorbankan waktu istirahat demi orang lain.
Perilaku ini memang terlihat mulia, tetapi dalam jangka panjang membuat Anda rentan burnout, stres berkepanjangan, dan kelelahan emosional. Memprioritaskan diri sendiri bukan berarti egois. Itu justru fondasi agar Anda bisa membantu orang lain dengan lebih sehat.
3. Mudah memaafkan kesalahan orang lain, tetapi keras pada diri sendiri
Membuat kesalahan adalah bagian alami dari menjadi manusia. Namun banyak orang yang selalu menghukum diri sendiri setiap kali melakukan kesalahan kecil. Anda mungkin terus memikirkan hal yang Anda sesali, merasa gagal karena tidak sempurna, atau takut mengulang kegagalan sehingga membatasi diri.
Riset di Journal of Happiness Studies (2020) menjelaskan, self-compassion melibatkan konsep common humanity, yaitu memahami bahwa penderitaan, kegagalan, dan kekecewaan adalah pengalaman universal. Saat Anda lupa konsep ini, Anda cenderung mengisolasi diri dan melihat kesalahan Anda sebagai beban yang harus ditanggung sendirian.
4. Sulit menerima bantuan, pujian, atau kebaikan dari orang lain
Orang yang kurang memiliki self-compassion sering menolak ketika diberi dukungan. Pujian membuat mereka canggung, bantuan dianggap sebagai kelemahan, dan perhatian malah membuat mereka merasa tidak nyaman.
Ini biasanya dipengaruhi nilai-nilai seperti "seharusnya aku kuat sendiri" atau "kalau aku menerima bantuan, aku lemah." Padahal, penelitian di Mindfulness (2022) menunjukkan, menerima kebaikan dari orang lain dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk berbelas kasih pada diri sendiri, menurunkan stres, dan meningkatkan kesejahteraan.
Mengapa Pola Ini Terjadi?
Ada beberapa faktor psikologis dan sosial yang bisa membuat seseorang sangat baik pada orang lain tetapi keras pada diri sendiri:
- Pengasuhan yang menanamkan nilai pengorbanan, ketangguhan, atau larangan menunjukkan kelemahan.
- Perfeksionisme, yang membuat kesalahan terasa besar dan memicu kritik diri.
- Rasa malu dan ketakutan terhadap kerentanan, karena membuka diri pada dukungan dianggap riskan.
Ini bukan sifat bawaan. Self-compassion bisa dipelajari dan dilatih seperti keterampilan.
Bagaimana Melatih Self-Compassion?
Psikolog menyarankan beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan sehari-hari:
- berhenti sejenak ketika mulai mengkritik diri sendiri,
- berbicara pada diri sendiri seperti Anda berbicara pada sahabat,
- menetapkan batasan dan mengistirahatkan tubuh saat lelah,
- melakukan hal kecil yang menyenangkan sebagai bentuk merawat diri,
- dan menerima bantuan tanpa merasa bersalah.
Self-compassion adalah keterampilan, bukan sifat kepribadian. Dalam hal ini, jika Anda meluangkan waktu dan upaya yang dibutuhkan untuk membangunnya, Anda akan dihargai dengan fondasi yang lebih kuat untuk ketahanan, keseimbangan, dan kesejahteraan sejati.
[Gambas:Video CNBC]