Saat Ji Chang Wook Menemukan Kedamaian di Alam Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Aktor Korea Selatan (Korsel) Ji Chang Wook kembali ke Indonesia, dan kali ini bukan untuk fan meeting atau syuting drama. Bintang besar Korea itu justru melakukan perjalanan yang jauh lebih personal dalam reality series terbaru Abracadabra: The Galaxy of Ultimate Healing produksi Viu dan Samsung.
Pada kesempatan ini, aktor kelahiran 1987 itu menelusuri keindahan Yogyakarta, Bali, dan Sumba, sambil menjalani misi healing dan penemuan diri. Series ini tayang perdana 28 November 2025 di Viu, dan menghadirkan lima episode yang merangkum perjalanannya bersama para bintang Indonesia dari Team Galaxy seperti Pevita Pearce, Maxime Bouttier, Vanesha Prescilla, Bryan Domani, Agung Karmalogy, dan Dikta.
Namun di balik semua nama besar dan teknologi canggih yang menyertai produksi ini, kisah yang muncul justru sangat manusiawi, yaitu tentang kelelahan, keterhubungan, petualangan kecil, dan bagaimana Indonesia memberi ruang bagi siapa saja untuk bernapas. Bagi Ji Chang Wook, perjalanan ini terasa seperti pulang setelah lama absen.
"Rasanya senang sekali kembali ke Indonesia," katanya dalam konferensi pers di Ice Palace, Lotte Kuningan, Jakarta, Jumat (28/11/2025).
Perjalanannya kali ini memang bukan perjalanan santai. Jadwal syuting padat membuatnya hanya tidur sekitar dua jam sebelum harus bangun pukul tiga pagi demi mengejar matahari terbit di Kintamani.
"Awalnya saya bertanya-tanya, ini capek-capek mau ke mana? Tapi begitu melihat sunrise, semua lelah hilang," ujarnya. Di atas jeep, sambil menyeruput teh hangat bersama Bryan Domani, ia merasakan momen healing yang sebenarnya yaitu sederhana, hening, dan penuh rasa syukur, kata ia.
Bryan yang sudah lama tinggal di Bali pun mengaku baru pertama kali melihat sunrise seindah itu. "Untuk sesaat saya lupa kalau lagi syuting. Hanya ngobrol berdua sambil lihat matahari naik. Indah banget," kata Bryan.
Vanesha Prescilla punya pengalaman berbeda saat syuting di Sumba. Cuaca panas menyengat, rasa gugup, dan jadwal yang mepet sempat membuatnya takut terlihat kaku. Namun semuanya mencair begitu bertemu Ji Chang Wook secara langsung.
"Ternyata dia sangat humble dan friendly. Dia bantu banget supaya suasananya santai," katanya. Begitu pula bagi Maxime, Pevita, dan Agung Karmalogy.
Saat ditanya apa yang ingin ia tunjukkan kepada penonton Asia lewat series ini, Ji Chang Wook menjawab tanpa ragu: "Saya ingin orang-orang tahu bahwa Indonesia itu indah, bukan hanya alamnya, tapi juga kisahnya dan orang-orangnya."
Di balik sisi humanis series ini, teknologi Samsung memang menjadi bagian dari narasi. Galaxy Z Fold7, Galaxy Ring, Galaxy Buds, hingga fitur Galaxy AI muncul sebagai pendamping perjalanan, mulai dari menerjemahkan bahasa, membantu menemukan cerita lokal, sampai memantau kesehatan para cast.
Namun teknologi ini tidak hadir sebagai produk penjualan, melainkan alat yang menyatu dengan perjalanan mereka. Menurut Head of MX Marketing & Demand Generation Samsung Electronics Indonesia, Andi Airin, tujuan utama proyek ini adalah menunjukkan bahwa teknologi bisa menjadi teman healing.
"Bukan sekadar canggih, tapi benar-benar terintegrasi dengan kehidupan manusia. Bagaimana teknologi bisa menemani kita menikmati budaya, alam, dan momen personal," ujarnya.
Country Manager Viu Indonesia, Avijit Dutta, menambahkan, series ini adalah standar baru kolaborasi kreatif, yang memadukan storytelling, teknologi, dan talenta global. Namun tetap, akar utamanya adalah cerita tentang manusia dan perjalanan.
'Abracadabra: The Galaxy of Ultimate Healing' menjadi ruang bagi Ji Chang Wook untuk berhenti sejenak dari kesibukan industri hiburan Korea. Ia berjalan di pantai Sumba saat siang terik bersama Vanesha, berbagi tawa dengan Pevita, bertualang dengan Maxime dan Agung, hingga tertawa bersama para Genie lokal yang memandunya.
Di setiap langkahnya, ia menemukan alasan baru untuk jatuh cinta pada Indonesia. Menutup sesi media, ia meninggalkan pesan untuk para fans Indonesia: "Semoga kalian menonton Abracadabra dan mendapatkan rasa healing juga. Karena Indonesia memberikan itu kepada saya."
(miq/miq)