'Alat Papan Interaktif Digital tak Maksimal kalau Guru tidak Kompeten'

Fergi Nadira,  CNBC Indonesia
17 November 2025 14:32
Seorang siswa menggunakan Interactive Flat Panel (IFP) saat pembelajaran di SMPN 4 Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (17/11/2025). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)
Foto: Seorang siswa menggunakan papan interaktif digital (interactive flat panel/IFP) saat pembelajaran di SMPN 4 Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (17/11/2025). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)

Kota Bekasi, CNBC Indonesia - Proses belajar di SMPN 4 Kota Bekasi belakangan berubah. Sejak sekolah ini mulai memakai papan interaktif digital (interactive flat panel/IFP), guru dan murid sama-sama menghadapi cara baru dalam memahami materi.

Perubahannya terasa sangat praktikal, seperti murid jadi lebih cepat menangkap pelajaran, bahkan sering kali lebih cepat beradaptasi dengan teknologi dibanding gurunya sendiri. Kepala SMPN 4 Kota Bekasi Sungkawati bilang, digitalisasi membuat ritme pembelajaran bergeser dari model konvensional.

"Kadang-kadang jujur guru belum tahu, anak sudah tahu duluan," ujarnya kepada media, Senin (17/11/2025).



Menurutnya, generasi sekarang lebih familiar dengan perangkat digital sehingga mereka lebih cepat mengikuti alur pembelajaran berbasis layar sentuh. IFP yang dikirim sejak Agustus membuat guru bisa menampilkan materi visual, simulasi, game edukasi, hingga laboratorium maya.

"Fitur-fiturnya sangat lengkap. Guru-guru sudah dibimtek dan sekitar 90 persen sudah bisa menggunakannya untuk kegiatan pembelajaran," kata Sungkawati.

Dampaknya pun, menurut guru informatika SMPN 4 Kota Bekasi Indarwati Komariah sudah terasa, karena murid kini lebih aktif bertanya dan bereksplorasi. Laboratorium maya, kata ia, menjadi salah satu fitur favorit karena memungkinkan murid melakukan percobaan tanpa alat fisik.

"Mereka bisa melihat organ jantung yang berdetak seperti nyata. Lebih realistis dan kontekstual, jadi lebih mudah dipahami," ujar Indrawati.

IFP juga digunakan setiap hari untuk semua mata pelajaran. Buku digital dan fitur ruang murid membuat siswa bisa mengakses materi tanpa harus membawa banyak modul. Walau begitu, whiteboard tetap disiapkan sebagai cadangan ketika internet bermasalah atau cuaca ekstrem membuat perangkat harus dimatikan.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Alexander Zulkarnain mengatakan, digitalisasi membantu guru menghadirkan pembelajaran yang lebih hidup. Ia pun mengapresiasi peluncuran IFP di Kota Bekasi.

"Nggak semua materi bisa dijelaskan lewat ceramah. Dengan teknologi tiga dimensi, penyampaian informasi jadi jauh lebih menarik," katanya.

Menurutnya, pembelajaran digital sudah berjalan di TK, SD, SMP, hingga SMA di Bekasi. Tahun depan, jumlah perangkat akan ditambah agar lebih banyak kelas bisa memanfaatkan smart board setiap hari, meski Alexander menegaskan kesiapan guru tetap jadi faktor kunci.

"Alat itu tidak akan maksimal kalau gurunya tidak kompeten. Artinya gurunya juga harus mau belajar," tegasnya.

Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan Digitalisasi Pembelajaran untuk Indonesia Cerdas di SMPN 4 Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Senin (17/11/2025).

"Hari ini kita meresmikan program Digitalisasi Pembelajaran untuk Indonesia Cerdas di mana cukup besar prestasi yang kita capai sudah 75% dari semua sekolah seluruh Indonesia sudah menerima Papan Interaktif Digital (PID)," kata Prabowo saat memulai dialog dengan guru SDN 50 Banda Aceh.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 13 Profesi Rawan Selingkuh Menurut Psikolog, No.12 kok bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular