Fenomena Petani hingga Gelandangan Kecanduan Judi Online, Apa Sebabnya

Tim Redaksi,  CNBC Indonesia
14 November 2025 14:15
Ilustrasi judi online di smartphone (Freepik)
Foto: Ilustrasi judi online di smartphone (Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Judi online ternyata banyak diganderungi oleh masyarakat dari kelompok rentan. Berdasarkan data Kejaksaan Agung per 12 September 2025, korban judi online di Indonesia terdiri dari berbagai lapisan masyarakat mulai dari anak-anak, buruh, petani, hingga tunawisma alias gelandangan. Ada apa di balik fenomena ini?

Sosiolog UGM Andreas Budi Widyanta menyebut bahwa kelompok rentan dengan kompetensi digital yang rendah memang rentan terjerumus dalam praktik judi online. Kondisi ini kemudian diperparah dengan tekanan ekonomi dan kemiskinan struktural yang mendorong masyarakat rentan mencari jalan keluar untuk memperoleh keuntungan instan. 

Dia melanjutkan, sistem judi online bekerja dengan algoritma gamifikasi yang dengan sengaja dirancang untuk menciptakan sensasi kemenangan sesaat. Pola ini memunculkan rasa euforia semu sehingga pengguna terdorong untuk terus bermain tanpa sadar. 

Ada banyak kasus di mana korban yang sudah kecanduan judi online sampai kehilangan pekerjaan, rumah, bahkan keluarga. Kondisi ini menciptakan rantai kerentanan sosial baru yang memperluas lingkaran korban di masyarakat.

"Fenomena ini menjadi persoalan sosial serius karena berpotensi menggerus stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang," jelas dia, seperti dikutip dari situs resmi UGM.

Abe menilai hingga saat ini Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) masih belum menunjukkan keseriusan dalam memerangi judi online. Menurutnya, selain penegakan hukum yang kuat, masyarakat juga perlu dibekali dengan kompetensi digital dalam menelaah cara kerja teknologi.

"Tidak cukup hanya literasi digital, kita butuh kompetensi digital yang disertai pemikiran sosial kritis. Selama Komdigi tidak serius memberikan proteksi dan penegakan hukum, masyarakat akan terus menjadi korban eksploitasi digital. Negara tidak boleh berdiam diri," tegasnya.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fenomena Kumpul Kebo Kian Marak di RI, Wilayah Ini Paling Banyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular