Gigi Berlubang Jangan Dibiarkan, Bisa Picu Stroke
Jakarta, CNBC Indonesia - Kebersihan mulut telah dikaitkan dengan berbagai kondisi kesehatan, termasuk demensia dan diabetes. Studi terbaru menemukan, orang yang menderita penyakit gusi dan lubang gigi juga memiliki risiko stroke yang jauh lebih tinggi.
Kedua kondisi tersebut sebelumnya telah dikaitkan secara terpisah dengan stroke, namun sedikit penelitian yang menganalisis keduanya secara bersamaan. Oleh karena itu, studi yang dipimpin oleh tim dari Universitas South Carolina membatasi penyelidikan mereka pada individu dengan kasus penyakit periodontal dan karies gigi.
"Kami menemukan orang dengan karies gigi dan penyakit gusi memiliki risiko stroke hampir dua kali lipat dibandingkan dengan orang yang memiliki kesehatan mulut yang baik, bahkan setelah mengontrol faktor risiko kardiovaskular," kata Ketua Departemen Neurologi University of South Carolina, Dr. Souvik Sen, dikutip dari Science Alert, Rabu (12/11/2025).
Penelitian tersebut melibatkan 5.986 orang dewasa dengan usia rata-rata 63 tahun yang tidak memiliki riwayat stroke iskemik, penyakit jantung koroner, atau kondisi serius lain. Mereka diikuti selama 21 tahun untuk melihat kaitan antara kesehatan mulut dan kejadian stroke.
Setelah memperhitungkan faktor risiko lain seperti indeks massa tubuh dan kebiasaan merokok, hasil akhir menunjukkan, penderita penyakit gusi memiliki risiko stroke 44% lebih tinggi dibandingkan orang dengan gusi sehat dan penderita penyakit gusi dan gigi berlubang bersamaan memiliki risiko stroke 86% lebih tinggi.
Dalam kelompok dengan kesehatan mulut baik, hanya 4,1% yang mengalami stroke. Angka ini naik menjadi 6,9% pada penderita radang gusi, dan mencapai 10% pada kelompok dengan kombinasi gigi berlubang serta penyakit gusi.
Meski penelitian ini hanya menunjukkan hubungan, bukan sebab-akibat langsung, para ilmuwan menduga penyebabnya berasal dari peradangan kronis dan penyebaran bakteri dari mulut ke aliran darah. Bakteri ini bisa menempel di dinding pembuluh darah dan membentuk plak yang memicu penyumbatan serta stroke iskemik.
"Temuan ini menunjukkan, menjaga kesehatan mulut bisa menjadi bagian penting dalam upaya pencegahan stroke," kata Dr. Sen.
Penelitian juga menemukan, peserta yang rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi memiliki 81% risiko lebih rendah untuk mengalami kombinasi penyakit gusi dan gigi berlubang, serta 29% risiko lebih rendah hanya untuk penyakit gusi. Secara keseluruhan, orang dengan penyakit gusi dan gigi berlubang juga memiliki risiko 36% lebih tinggi terhadap kejadian kardiovaskular besar lainnya, termasuk stroke fatal dan serangan jantung dibandingkan mereka yang memiliki gigi sehat.
"Siapa pun yang mengalami tanda-tanda penyakit gusi atau gigi berlubang sebaiknya segera mendapat perawatan, bukan hanya untuk menyelamatkan gigi, tapi juga untuk mengurangi risiko stroke," ujarnya.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 15 Penyakit yang Mengintai Akibat Malas Sikat Gigi