Fakta Unik Kenapa Kucing Oren Dicap Nakal dan Barbar oleh Manusia

Dany Gibran, CNBC Indonesia
Minggu, 09/11/2025 13:58 WIB
Foto: REUTERS/Essam Al-Sudani
Dafar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak warganet menyebut kucing oren lebih nakal, barbar, dan sulit diatur dibanding kucing lain. Namun, apakah benar warna bulu bisa menentukan sifat seekor kucing?

Seorang pakar perilaku kucing asal Inggris, Amanda Campion, membantah anggapan tersebut. Dalam wawancaranya yang dikutip dari Daily Express, Campion menjelaskan bahwa perilaku kucing termasuk yang berwarna oren tidak dipengaruhi oleh warna bulu, melainkan oleh faktor lingkungan, genetik, dan pengalaman hidup.

Perilaku "Nakal" pada Kucing Bukan Karena Jahil

Menurut Campion, kucing tidak pernah "nakal" karena ingin membuat kesal pemiliknya.


"Kucing tidak berperilaku buruk karena dendam. Mereka bertindak karena stres, takut, frustasi, atau karena kebutuhannya tidak terpenuhi," jelas Campion.

Misalnya, saat kucing buang air di luar kotak pasir, itu bisa menandakan stres, rasa sakit, atau masalah teritorial. Begitu juga ketika kucing mencakar sofa - perilaku itu alami, hanya saja belum diarahkan ke tempat yang tepat seperti tiang cakaran atau cat tree.

Mitos di Balik "Kucing Oren Barbar"

Campion menjelaskan bahwa warna bulu seperti oren atau hitam-putih (tuxedo) hanya berasal dari gen pigmen, bukan gen yang memengaruhi kepribadian.

"Mengaitkan perilaku dengan warna bulu tidak memiliki dasar ilmiah. Warna hanya ditentukan oleh gen pigmen, bukan karakter," tegasnya.

Mitos tentang kucing oren yang lebih aktif atau "barbar" muncul karena pengalaman pribadi pemilik yang kemudian menyebar luas di media sosial. Padahal, setiap kucing memiliki kepribadian unik, terlepas dari warna bulunya.

Faktor yang Membentuk Perilaku Kucing

Daripada warna bulu, perilaku kucing lebih dipengaruhi oleh berbagai hal seperti:

  • Genetik dan pengalaman masa kecil

  • Proses sosialisasi dengan manusia dan hewan lain

  • Kesehatan dan kondisi lingkungan rumah

  • Kehadiran hewan atau orang baru

  • Perubahan rutinitas atau rasa bosan

Campion menambahkan, bahkan hal kecil seperti suara bising, aroma baru, atau kucing liar yang muncul di halaman bisa memicu stres dan perubahan perilaku pada kucing yang sensitif.

Kapan Perilaku Kucing Perlu Diwaspadai?

Beberapa perilaku seperti mencakar, bersembunyi, atau mendesis sesekali masih dianggap normal. Namun, Campion mengingatkan untuk waspada bila:

  • Kucing terlalu sering bersembunyi atau menghindari keluarga

  • Terjadi peningkatan perilaku berlebihan seperti menjilat bulu hingga rontok

  • Ada perubahan mendadak dalam pola makan atau aktivitas

"Jika perilaku mulai mengganggu kesejahteraan kucing atau suasana rumah, itu pertanda ada yang tidak beres," katanya.

Tips Mengatasi Kucing yang Sulit Diatur

Campion membagikan beberapa tips bagi pemilik kucing agar bisa mengatasi perilaku sulit tanpa harus memarahi hewan peliharaannya:

  1. Jangan menghukum kucing. Kucing hanya merespons penghargaan positif.

  2. Gunakan penguatan positif. Beri hadiah atau pujian ketika kucing berperilaku baik.

  3. Periksa kesehatan terlebih dahulu. Pastikan tidak ada masalah medis dengan berkonsultasi ke dokter hewan.

  4. Berikan stimulasi dan mainan. Sediakan ruang vertikal, tiang cakaran, serta mainan interaktif.

  5. Ciptakan zona aman. Pastikan kucing punya tempat tenang untuk beristirahat.

  6. Pertahankan rutinitas. Kucing menyukai pola yang teratur dan dapat diprediksi.

Campion juga menyarankan agar pemilik yang kesulitan bisa menghubungi ahli perilaku kucing profesional yang bekerja sama dengan dokter hewan.


(dag/dag)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Resesi Seks, China Izinkan Tempat Wisata Jadi Lokasi Menikah