Minuman yang Dianggap Sehat Ternyata Merusak Hati Paling Cepat

Fergi Nadira, CNBC Indonesia
Kamis, 16/10/2025 07:55 WIB
Foto: Ilustrasi (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Minuman bersoda rendah kalori yang selama ini dianggap lebih sehat ternyata tidak sepenuhnya aman. Studi terbaru menemukan, minum satu kaleng soda diet per hari dapat meningkatkan risiko penyakit hati berlemak non-alkohol hingga 60%, sementara minuman manis biasa dapat menaikkan risiko hingga 50%.

Temuan ini berasal dari riset baru yang belum dipublikasikan dan dipresentasikan di United European Gastroenterology Week di Berlin, Senin (13/10/2025). Penelitian tersebut dilakukan oleh tim dari First Affiliated Hospital of Soochow University, China, dengan melibatkan hampir 124 ribu partisipan yang sebelumnya tidak memiliki penyakit hati.

Penyakit hati berlemak non-alkohol (nonalcoholic fatty liver disease atau NAFLD) adalah kondisi penumpukan lemak di organ hati atau liver pada orang yang jarang atau bahkan tidak mengkonsumsi alkohol. Dalam jangka panjang, penyakit ini bisa menyebabkan sirosis (jaringan parut hati berat) dan kanker hati.

Kondisi ini juga dikenal sebagai metabolic dysfunction-associated steatotic liver disease (MASLD) dan kini menjadi salah satu penyebab utama kanker hati di dunia. Di Amerika Serikat saja, prevalensinya meningkat 50% dalam tiga dekade terakhir dan kini memengaruhi sekitar 38% populasi.

"Selama ini, minuman manis memang sering dikritik, sementara versi 'diet'-nya dianggap lebih sehat," ujar penulis utama studi dan mahasiswa pascasarjana bidang gastroenterologi di Soochow University, Lihe Liu dikutip dari CNN International, Kamis (15/10/2025).

"Tetapi studi kami menunjukkan bahwa minuman rendah atau tanpa gula (low- or non-sugar-sweetened beverages) justru dikaitkan dengan risiko MASLD yang lebih tinggi, bahkan pada konsumsi satu kaleng per hari," ujarnya menambahkan.

Selain itu, konsumsi minuman diet juga terkait dengan risiko kematian lebih tinggi akibat penyakit hati, menurut ringkasan hasil penelitian. Liu menekankan, hasil ini menantang persepsi umum bahwa soda diet tidak berbahaya.

"Temuan ini menunjukkan perlunya meninjau kembali peran minuman diet dalam pola makan dan kesehatan hati, terutama karena MASLD kini menjadi masalah kesehatan global," ujarnya.

Para peneliti menggunakan data dari UK Biobank, proyek riset jangka panjang di Inggris, untuk memantau kebiasaan konsumsi minuman dan kesehatan hati peserta selama 10 tahun. Hasilnya, mengganti minuman manis dengan air putih bisa menurunkan risiko penyakit hati hingga 13%, sementara mengganti minuman diet dengan air dapat mengurangi risiko lebih dari 15%.

Namun, mengganti minuman manis dengan soda diet (atau sebaliknya) tidak menurunkan risiko sama sekali. Menurut Dr. Sajid Jalil, profesor gastroenterologi di Stanford University yang tidak terlibat dalam studi ini, temuan tersebut memberikan bukti langsung kebiasaan minum berpengaruh terhadap kesehatan hati.

"Baik soda biasa maupun soda diet sama-sama bisa merusak hati dalam jangka panjang. Sebaliknya, memilih air putih atau minuman tanpa pemanis dapat melindungi hati," ujarnya.

Kenapa Bisa Berdampak ke Hati?

Pada minuman manis, kandungan gula tinggi menyebabkan lonjakan cepat kadar gula darah dan insulin, yang berujung pada peningkatan berat badan dan penumpukan lemak di hati. Sementara itu, minuman rendah kalori juga bisa berdampak buruk karena mengubah mikrobioma usus, mengganggu sinyal rasa kenyang, meningkatkan preferensi terhadap makanan manis, dan menstimulasi sekresi insulin.

"Air putih adalah pilihan terbaik karena tidak mengganggu metabolisme, membantu hidrasi, dan mendukung fungsi tubuh secara keseluruhan," kata Liu. "Itulah sebabnya, risiko penyakit hati turun signifikan begitu seseorang mengganti minuman manis dengan air," imbuhnya.



(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Clean Beauty, AI dan Masa Depan Industri Kecantikan Indonesia