3 Cara Mengasuh Anak yang Mudah Tersinggung Tanpa Marah-Marah

Dany Gibran, CNBC Indonesia
Jumat, 10/10/2025 13:00 WIB
Foto: Ilustrasi Orang Marah. (Pexels)
Dafar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Anak yang sangat sensitif sering kali mudah menangis, cepat marah, atau merasa takut pada hal-hal yang tampak sepele. Banyak orang tua yang akhirnya kewalahan menghadapi reaksi seperti ini. Namun, anak sensitif bukan berarti lemah mereka hanya butuh cara pengasuhan yang lebih lembut dan penuh pengertian.

Apa Itu Anak yang Sangat Sensitif?

Dikutip dari FirstThings.org, anak sensitif adalah anak yang memiliki perasaan sangat kuat terhadap lingkungan dan emosi orang lain. Mereka lebih mudah terpengaruh oleh suara keras, perubahan suasana hati, atau tekanan kecil di sekitarnya.

Ciri-ciri anak sensitif antara lain:


  • Mudah menangis atau tersinggung.

  • Cepat merasa bersalah atau takut mengecewakan orang lain.

  • Perlu waktu lebih lama untuk menenangkan diri setelah marah atau kecewa.

Meskipun terlihat "rewel" bagi sebagian orang, anak seperti ini sebenarnya memiliki empati tinggi dan intuisi yang tajam.

1. Akui dan Hargai Perasaan Anak

Hal pertama yang perlu dilakukan orang tua adalah mengakui perasaan anak, bukan menolaknya. Daripada berkata, "Ah, gitu aja nangis," lebih baik katakan:

"Aku tahu kamu sedih karena mainannya rusak."
"Nggak apa-apa merasa marah, tapi yuk kita cari cara biar kamu lebih tenang."

Dengan cara ini, anak belajar bahwa emosi itu wajar - yang penting adalah bagaimana menghadapinya.

2. Ajarkan Anak Mengenali dan Mengatur Emosi

Anak sensitif perlu dibantu untuk mengenali apa yang mereka rasakan. Orang tua bisa:

  • Mengajarkan nama-nama emosi seperti senang, sedih, marah, atau takut.

  • Menggunakan cerita atau buku anak untuk menunjukkan contoh tokoh yang belajar mengendalikan emosi.

  • Mengajarkan teknik sederhana seperti menarik napas dalam, menghitung sampai sepuluh, atau duduk diam sampai hati lebih tenang.

Pendekatan ini membantu anak memahami bahwa emosi bukan musuh, melainkan sesuatu yang bisa dikelola. Menyebut anak sensitif sebagai "orchid child" seperti bunga anggrek, mereka tumbuh indah jika dirawat dengan baik, tetapi mudah layu jika diabaikan. Sebaliknya, anak yang tidak terlalu sensitif disebut "dandelion child", yang bisa tumbuh di kondisi apa pun.

Artinya, anak sensitif membutuhkan lingkungan yang penuh kasih, stabil, dan tenang agar bisa berkembang dengan optimal. Kuncinya adalah kesabaran, empati, dan konsistensi.

3. Disiplin dengan Kasih Sayang

Disiplin tetap perlu, tetapi harus dilakukan dengan cara lembut. Disiplin bukan tentang menghukum, melainkan mengajarkan kontrol diri dan tanggung jawab.

Beberapa tips yang bisa diterapkan:

  1. Pastikan orang tua tetap tenang sebelum menegur anak.

  2. Gunakan nada lembut dan kalimat pendek seperti, "Sekarang waktunya tidur, ya."

  3. Beri batasan dengan jelas, tapi jangan banyak ceramah saat anak sedang emosi.

  4. Setelah anak tenang, baru ajak bicara dan diskusikan solusi bersama.

Pendekatan seperti ini membuat anak merasa dihargai sekaligus belajar bertanggung jawab atas tindakannya.


(dag/dag)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Clean Beauty, AI dan Masa Depan Industri Kecantikan Indonesia