Polisi Tangkap Bos Perusahaan Obat Batuk Penyebab 20 Anak Meninggal
Jakarta, CNBC Indonesia - Polisi India telah menangkap pemilik Sresan Pharmaceutical Manufacturer, perusahaan sirup obat batuk yang diduga menjadi penyebab kematian setidaknya 20 anak di negara bagian Madhya Pradesh, India tengah.
Laporan Reuters menyebut semua anak yang menjadi korban berusia di bawah lima tahun. Mereka meninggal dalam sebulan terakhir setelah mengonsumsi obat batuk yang mengandung dietilen glikol beracun dalam jumlah hampir 500 kali lipat dari batas yang diizinkan.
Kematian tersebut semuanya terkait dengan sirup 'Coldrif' buatan Sresan Pharma. Obat itu telah dilarang dijual di sejumlah wilayah India setelah uji coba mengonfirmasi keberadaan bahan kimia tersebut Kamis lalu.
S. Ranganathan, pemilik Sresan Pharmaceutical Manufacturer, ditangkap pada Rabu (8/10/2025) di Chennai dan akan segera diadili, kata seorang perwira polisi senior.
Setelah sidang di pengadilan, Ranganathan akan dipindahkan dari negara bagian asalnya ke kota Chhindhwara di Madhya Pradesh, kata Inspektur Polisi Chhindhwara, Ajay Pandey, kepada Reuters.
Berdasarkan hukum, produsen obat-obatan India harus menguji setiap batch bahan baku dan produk akhir.
Pihak berwenang India minggu ini juga telah meminta masyarakat untuk menghindari dua obat sirup lain yang dijual di dalam negeri, Respifresh dan RELIFE, yang diproduksi oleh Shape Pharma dan Rednex Pharmaceuticals, setelah hasil tes menunjukkan bahwa kedua sirup tersebut juga mengandung bahan kimia beracun yang sama. Shape dan Rednex tidak menanggapi permintaan komentar.
Dikenal sebagai 'apotek dunia', India adalah produsen obat terbesar ketiga di dunia berdasarkan volume setelah AS dan China.
Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah kasus serupa terkait sirup obat batuk yang menewaskan anak-anak terjadi di Indonesia, Gambia, Uzbekistan, dan Kamerun.
(hsy/hsy)