Peneliti Temukan Mikroplastik dalam Tulang Manusia

Fergi Nadira, CNBC Indonesia
Selasa, 07/10/2025 10:42 WIB
Foto: Ilustrasi mikroplastik. (Edward Ricardo Sianturi/CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Para ilmuwan mengingatkan, mikroplastik kini telah ditemukan jauh di dalam tulang manusia. Ini menandai temuan terbaru dari penyebaran partikel plastik yang kian meluas di tubuh manusia.



Dalam tinjauan terhadap 62 studi yang diterbitkan di jurnal Osteoporosis International, peneliti menemukan mikroplastik dan partikel yang lebih kecil yakni nanoplastik dapat mempengaruhi kesehatan tulang melalui berbagai mekanisme biologis.

"Sebuah badan penelitian yang signifikan menunjukkan bahwa mikroplastik dapat menembus jauh ke dalam jaringan tulang, seperti sumsum tulang, dan berpotensi mengganggu metabolismenya," kata ilmuwan medis Rodrigo Bueno de Oliveira dari Universitas Negeri Campinas di Brasil, dikutip dari Science Alert, Selasa (6/10/2025).

Beberapa penelitian pada manusia menunjukkan partikel plastik sisa hasil konsumsi bisa masuk ke jaringan tulang melalui aliran darah. Dalam penelitian pada hewan, mikroplastik diketahui dapat menghambat pertumbuhan tulang dan memperlemah strukturnya.

Lebih lanjut, gangguan pada osteoklas, sel yang mendukung pertumbuhan dan perbaikan tulang, dapat menyebabkan struktur tulang melemah, sehingga tulang yang terganggu menjadi lebih rentan terhadap deformitas dan patah tulang.

"Studi in vitro dengan sel jaringan tulang menunjukkan bahwa mikroplastik merusak viabilitas sel, mempercepat penuaan sel, dan mengubah diferensiasi sel, serta memicu peradangan," jelas Bueno de Oliveira.

"Efek merugikan yang diamati berujung pada gangguan pertumbuhan skeletal hewan, yang mengkhawatirkan," imbuhnya.

Meski efeknya pada manusia masih perlu dikaji lebih lanjut, para peneliti menyoroti meningkatnya kasus osteoporosis secara global, yakni kondisi di mana tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Mikroplastik diduga bisa menjadi salah satu faktor penyebab tambahan, selain alkohol dan penuaan.

Setiap tahun, dunia memproduksi lebih dari 400 juta ton plastik, dengan proses produksinya menyumbang sekitar 1,8 miliar ton emisi gas rumah kaca. Selama bertahun-tahun, para peneliti telah menyerukan alokasi sumber daya lebih besar untuk menyelidiki dampak polutan petrokimia ini terhadap tubuh kita.

Sementara itu, kita dapat mengurangi paparan terhadap mikroplastik dengan menyaring air minum dan membatasi penggunaan produk plastik, mulai dari pakaian sintetis hingga botol minuman plastik.



(miq/miq)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Clean Beauty, AI dan Masa Depan Industri Kecantikan Indonesia